(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak kedelai di Chicago naik ke harga tertinggi 18 bulan karena kenaikan proposal permintaan biofuel diatas perkiraan dan adanya kenaikan harga minyak mentah setelah konflik antara Israel dan Iran.
Harga minyak kedelai kontrak teraktif di The Chicago Board of Trade melonjak 4.58% menjadi 52.95 sen per pound pada jam 8 pagi WIB harga tertinggi sejak 20 Desember 2023.
Harga kedelai Juli di CBOT naik 27.5 sen (2.64%) menjadi $10.6975 per bushel pada penutupan pasar hari Jumat.
Minyak kedelai dipakai sebagai bahan biodiesel , mendapatkan dukungan karena permintaan dari US-Enviromental Protection Agency pada Jumat lalu untuk menaikkan jumlah biofuel yang pabrik penyulingan harus campurkan dengan bensin untuk dua tahun ke depan.
Laporan EPA pada hari Jumat mengajukan limit 5.61 milyar galon biodiesel dimulai tahun 2026 ( 5.86 milyar untuk 2027) jumlah diatas perkiraan beberapa minggu lalu.
Proposal yang dibuat diatas perkiraan para pedagang. Kenaikan dari harga minyak mentah membuat harga minyak kedelai juga naik karena permintaan biodiesel akan meningkat sebagai substitusi dari minyak mentah.
Harga minyak mentah melanjutkan kenaikan pada hari Jumat, setelah serangan Israel ke Iran pada akhir minggu meningkatkan kekhawatiran bahwa pertikaian itu akan meluas ke daerah sekitarnya sehingga mengganggu ekspor dari minyak mentah di Timur Tengah.
Harga minyak sawit juga melonjak pada hari Senin pagi sehingga membukukan kenaikan tiga hari berturut-turut karena kenaikan harga minyak kedelai di bursa Dalian dan CBOT dan kenaikan harga minyak mentah akibat ketegangan geopolitik.
Harga minyak sawit September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 127 ringgit atau 3.24 % menjadi 4,049 ringgit ($954.05) per MT pada pukul 9.30 WIB.
Analisa tehnikal untuk minyak kedelai :
Support pertama di 45,80 sen berikut ke 44,30 sen
Resistant pertama di 48.00 sen berikut ke $50.30 sen
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting



