IHSG Lanjut Menguat Kamis Pagi Jelang Libur Panjang

419
IHSG Dibuka di Zona Hijau Menguat 0,15% ke 8.653,04, JP Morgan Indonesia Proyeksikan IHSG Capai 10.000
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lanjut menguat tipis pada pembukaan perdagangan Kamis (26/6) pagi. Indeks naik 0,14% atau 9,87 poin pada awal perdagangan ke level 6.842,01. Lalu Pukul 09.57 WIB, IHSG menguat 24,18 poin atau 0,35% ke level 6.856,32.

Berdasarkan pengamatan sebanyak 152 saham naik, 61 turun, dan 2279 tidak bergerak. Kapitalisasi pasar pun menanjak jadi Rp 12.046 triliun.

Nilai transaksi pada awal pembukaan perdagangan tercatat mencapai Rp 268 miliar yang melibatkan 245 juta saham dalam 23.688 kali transaksi.

Pasar keuangan Indonesia akan mengakhiri perdagangan pekan ini pada hari ini sebelum libur panjang Tahun Baru Islam.

Dengan perdagangan yang pendek, investor tentu harus cermat mempertimbangkan segala sentimen penggerak pasar hari ini.

Sentimen pasar pada perdagangan hari ini tampaknya akan didominasi eksternal, mulai dari perang hingga pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell.

Pasar akan merespons testimoni Jerome Powell selama dua hari di hadapan DPR. Ditambah pelaku pasar akan menanti data lagi soal pertumbuhan ekonomi AS dan sejumlah data terkait pasar tenaga kerja.

Sementara itu, dari internal pelaku pasar mulai menyoroti kembali sederet pelonggaran kebijakan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang potensi mulai Juli 2025

Beberapa sentimen yang mempengaruhi pasar keuangan hari ini

Ketua Federal Reserve Jerome Powell kembali menyampaikan pandangan ekonomi dan kebijakan moneter di depan anggota DPR lalu dilanjutkan bersama Senat. Yang diselenggarakan pada Selasa dan Rabu (24-25 Juni 2025) waktu setempat.

Powell Powell memperingatkan bahwa rencana tarif dagang yang digulirkan pemerintahan Trump berpotensi memicu inflasi yang lebih persisten. Meski secara teori hanya berdampak satu kali pada harga.

Dalam rapat dengan panel Senat AS, Rabu waktu setempat, Powell menyatakan bank sentral masih berhati-hati dan belum siap menurunkan suku bunga lebih lanjut.

Menurut Powell, tarif bukanlah hukum alam yang selalu berdampak sesaat. Ia menekankan perlunya waktu untuk menilai bagaimana lonjakan biaya impor akan memengaruhi harga-harga dan ekspektasi inflasi masyarakat.

Meski inflasi mulai melandai, The Fed memperkirakan tekanan harga akan kembali meningkat pada musim panas ini akibat tarif baru. Karena itu, Powell menegaskan bahwa bank sentral belum akan menurunkan suku bunga sebelum melihat dampak tarif secara lebih nyata.

Pernyataan Powell ini muncul di tengah tekanan politik, termasuk dari Presiden Donald Trump dan anggota parlemen Republik yang mendesak The Fed segera memangkas suku bunga.

Namun Powell menolak anggapan bahwa kebijakan moneter dipengaruhi kepentingan politik. Ia menekankan bahwa kenaikan tarif kali ini berbeda dari sebelumnya, karena dilakukan saat inflasi masih berada di atas target 2% The Fed dan belum ada preseden serupa dalam sejarah modern.

Sampai saat ini, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25% hingga 4,5% sejak Desember 2023. Proyeksi ekonomi terbaru menunjukkan adanya potensi dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini.

Namun, pandangan para pembuat kebijakan masih terbagi: sebagian mengkhawatirkan lonjakan harga akibat tarif, sementara lainnya meyakini dampaknya bisa mereda dengan cepat.

Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga baru akan dilakukan pada September dan Desember, sementara pertemuan The Fed pada akhir Juli diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga di level saat ini.

Dari dalam negeri, BEI berencana akan kembali membuka kode domisili investor domestik maupun asing. Menurut Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy, rencana tersebut merupakan hasil diskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurutnya, rencana tersebut dapat meningkatkan likuiditas di pasar modal melalui transaksi perdagangan pada sesi II. Rencananya, kebijakan ini akan diterapkan pada kuartal III tahun ini. Hal itu  disampaikan di gedung BEI Jakarta, Rabu (25/6/2025).

 Selain kode domisili, rencana-nya kode broker juga akan menyusul. BEI juga tengah mengkaji untuk menambah jam perdagangan lebih lama sekitar 1-2 jam.  Dan ada wacana mengubah 1 lot menjadi 10 lembar dari yang berlaku saat ini 100 lembar.

Analis Vibiz Research Center memperkirakan IHSG masih akan bergerak fluktuatif di rentang 6.750-6.900.

 

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting