Ditekan Isyu Demo, Pasar Menunggu dan Cari Peluang — Domestic Market Outlook, 1-4 September 2025

752
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lalu lanjut terkoreksi, terutama dampak dari isyu demo dan keamanan dalam negeri.
  • Dana asing mengalir terbatas dengan net capital inflow sekitar Rp0,3 triliun dalam sepekan.
  • Sentimen global saat ini masih sekitar prospek pemangkasan suku bunga the Fed bulan September.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis inflasi IHK, data neraca perdagangan, serta S&P Manufacturing PMI pada hari Senin ini.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 1-4 September 2025.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau melemah di pekan keduanya, sempat di level all time high lalu terkoreksi di tengah panasnya demo, ke sekitar 2,5 minggu terendahnya, dipimpin merosotnya sektor utilitas dan saham perbankan. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada seminggu ini umumnya mixed mencari arah. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 0,36%, atau 28,358 poin, ke level 7.830,493.

Untuk minggu berikutnya (1-4 September 2025), dipotong libur pada Jumat, IHSG kemungkinan akan bias terkoreksi jangka pendek, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 8.022 dan 8.130. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7,559 dan bila tembus ke level 7,448.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir melemah di minggu keduanya, bearish ke level 3,5 minggu terendahnya, di antara isyu aksi demo dan kerusuhan, tergelincir terutama di hari terakhir pasar. Rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,71% atau 116 poin ke level Rp 16.456 per USD. Sementara, dollar global terpantau tertekan secara bertahap.

Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan sempat terkoreksi, atau kemungkinan rupiah berupaya rebound dari oversold area namun belum stabil, dalam range antara resistance di level Rp16.488 dan Rp Rp16.495, sementara support di level Rp16.250 dan Rp16.157.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau agak naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun terbatas yield obligasi dan berakhir ke level 6,322% pada akhir pekan, di minggu keempatnya. Ini terjadi di tengah berbaliknya ke aksi beli investor asing di pasar SBN. Sementara yields US Treasury terpantau berakhir terkoreksi di pekan keduanya.

===

Berdasarkan data transaksi 25 – 28 Agustus 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp0,25 triliun, terdiri dari jual neto di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp10,79 triliun, serta beli neto sebesar Rp2,62 triliun di pasar saham dan Rp7,93 triliun di pasar SBN.

===

 

Dinamika pasar terus bergerak secara aktif, naik turun di pasar investasi. Rencana berlanjutnya penurunan suku bunga the Fed yang melambat, serta ekonomi global yang tertahan isyu tariff dan tensi geopolitik, serta juga gejolak keamanan di dalam negeri, telah menimbulkan kebingungan investor untuk bagaimana menyikapinya. Itu yang sedang ramai terjadi dalam pasar finansial global.

Kalau Anda tidak punya banyak waktu dan kesempatan untuk mengikuti dan mengartikan pergerakan pasar demikian, Vibiznews.com dapat membantu Anda sepenuhnya serta memanfaatkannya untuk keputusan investasi yang lebih akurat. Terima kasih telah bersama kami karena mengingat kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting