Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (10 Oktober 2025); Rupiah Melemah

466

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 6 – 10 Oktober 2025

Pada akhir hari Kamis, 9 Oktober 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.540 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,10%.
3. DXY[1] menguat ke level 99,54.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke 4,138%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 10 Oktober 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.560 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,07%.

Aliran Modal Asing (Minggu II Oktober 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 9 Oktober 2025 sebesar 78,37 bps, naik dibanding dengan 3 Oktober 2025 sebesar 77,22 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 6 – 9 Oktober 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp6,43 triliun. Terdiri dari beli neto sebesar Rp2,48 triliun di pasar saham dan Rp5,14 triliun di pasar SBN. Serta jual neto sebesar Rp1,19 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 9 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp53,45 triliun di pasar saham. Dan jual neto Rp132 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp26,46 triliun di pasar SBN.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan.Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari Jumat perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.560 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.590, dan terakhir Jumat sore WIB terpantau di posisi Rp 16.569.

Melemahnya rupiah terjadi seiring dengan penguatan dolar AS mendekati level tertinggi dua bulan, pasar juga menaruh harapan pada The Fed. Di mana ada estimasi pemangkasan suku bunga the Fed 2 kali lagi tahun ini yang diisyaratkan oleh Bank sentral AS.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, Jumat sore WIB ini turun ke 99,39. Angka ini lebih rendah dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 99,54.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting