Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (28 November 2025); Rupiah Melemah

594

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 24 – 28 November 2025

Pada akhir hari Kamis, 27 November 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.635 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,27%.
3. DXY[1] melemah ke level 99,56.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke 3,994%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 28 November 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.625 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun stabil di 6,27%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV November 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 27 November 2025 sebesar 72,54 bps, turun dibanding dengan 21 November 2025 sebesar 76,69 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 24 – 27 November 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp12,70 triliun. Terdiri dari beli neto sebesar Rp2,01 triliun di pasar saham, Rp0,41 triliun di pasar SBN. Dan Rp10,27 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 27 November 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp26,41 triliun di pasar saham. Juga Rp3,30 triliun di pasar SBN, dan Rp145,26 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari Jumat, 28 November 2025 perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.665. Kemudian rupiah bergerak terkoreksi ke Rp16.668, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.655.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa merangkak naik setelah melemah 3 hari di sesi global sebelumnya. Dollar AS bangkit perlahan dari 1,5 minggu terendahnya yang ditekan oleh ekspektasi penurunan suku bunga the Fed pada Desember nanti.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, Jumat sore hari WIB naik ke 99,67. Angka ini lebih tinggi dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 99,53.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting