Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (19 Desember 2025); Rupiah Melemah

105
Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (19 Desember 2025); Rupiah Melemah
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 15 – 19 Desember 2025

Pada akhir hari Kamis, 18 Desember 2025

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.710 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,14%.
  3. DXY[1] menguat ke level 98,43.
  4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke 4,122%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 19 Desember 2025

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.710 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,12%.
Aliran Modal Asing (Minggu III Desember 2025)
  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 18 Desember 2025 sebesar 69,80 bps, turun dibanding dengan 12 Desember 2025 sebesar 71,22 bps.
  2. Berdasarkan data transaksi 15 – 18 Desember 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp0,24 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp0,60 triliun di pasar saham, dan Rp0,26 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta jual neto sebesar Rp0,62 triliun di pasar SBN.
  3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 18 Desember 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp25,04 triliun di pasar saham, Rp2,00 triliun di pasar SBN, dan Rp112,39 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.715 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.740, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.750.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa menanjak setelah menguat 2 hari di sesi global sebelumnya. Dollar AS bertengger sekitar seminggu tertingginya di antara kenaikan suku bunga BOJ sebesar 25 bps.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini naik ke 98,64, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 98,43.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting