Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) mengumumkan penurunan harga bahan bakar premium dan solar mulai 5 Januari 2016.
Penurunan harga premium dan solar tersebut berdasarkan pertimbangan perkembangan harga minyak dunia yang mengalami penurunan. Harga minyak mentah sendiri selama bulan Desember telah turun sekitar 7% lebih. Dan secara tahunan, pada tahun 2015 ini harga minyak mentah dunia sudah turun lebih dari 30%.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, dalam 3 bulan terakhir ada penurunan harga kurs antara 18-20 persen, dan itu sejalan dengan penurunan MOPS solar yang kurang lebih 18 persen dalam bulan-bulan terakhir.
“Ada anomali di MOPS-nya premium yaitu turun hanya 8 persen, jadi nanti dalam menerapkan harga ini memang terlihat solar turunnya lebih signifikan dibanding dengan premium,” kata Sudirman kepada wartawan usai sidang kabinet paripurna, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/12) lalu.
Pertimbangkan kenaikan harga premium dan solar juga terkait mulai dipupuknya dana ketahanan energi, dimana dana ketahanan energi itu dari premium akan dipungut Rp200 per liter, kemudian dari solar akan dipungut Rp300 per liter.
Dengan pertimbangan-pertimbangan itu, diperhitungkan bahwa harga keekonomian premium yang semula Rp7300 per liter pada tahap hitungan sekarang ini menjadi Rp6950. Namun dengan tambahan dana ketahanan energi sebesar Rp200, maka nanti harga baru premium menjadi Rp7150 per liter.
“Jadi dari Rp7300 menjadi Rp7150, dengan itu kita menyimpan 200 rupiah per liter untuk memupuk dana ketahanan energi yang diarahkan untuk membangun energi terbarukan kita,” kata Sudirman.
Sedangkan harga solar yang semula Rp6700, harga keekonomian barunya Rp5650, tapi kemudian kita tambahkan dengan harga ketahanan Rp300 per liter sehingga harga barunya menjadi Rp5950 per liter.
Harga baru ini, lanjut Menteri ESDM, berlaku mulai tanggal 5 Januari 2016. Karena perhitungannya 1 Januari masih ada cadangan lama yang harus dihabiskan. “Tetapi kita ingin memberi waktu kepada distributor dan para SPBU dan para pengecer untuk menghabiskan stok dengan harga lama sehingga tidak mengalami kerugian. Tapi k distributor dan para SPBU dan para pengecer untuk menghabiskan stok dengan harga lama sehingga tidak mengalami kerugian. Tapi kita juga memberi kesempatan kepada Pertamina untuk melakukan persiapan-persiapan penataan sistem dan sebagainya,” pungkas Sudirman.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang