Mengakhiri perdagangan saham sesi pertama hari Rabu (10/02), pergerakan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masih belum mampu keluar tekanan perdagangan sebelumnya setelah pekan lalu bergerak konsolidasi. Bahkan saham INCO semakin terkoreksi jelang penutupan perdagangan yang anjlok diatas 1 persen.
Bulan Januari lalu perusahaan ini telah mengeluarkan biaya eksplorasi miliaran rupiah yang dilakukan di Blok Soroako Petea di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan dan Blok Bahodopi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. INCO habiskan US$340.567,3 (sekitar Rp4,6 miliar) untuk biaya eksplorasi tersebut.
Secara fundamental memang emiten tambang nikel swasta di tanah air ini memiliki kinerja keuangan yang buruk pada periode terakhir dibandingkan tahun sebelumnya periode yang sama. Laba perusahaan yang memiliki induk di Brasil ini menurun hingga 60 persen lebih, dari USD130,35 juta Q3-2014 menjadi USD51,86 juta atau USD0,005 per saham pada Q3-2015.
Untuk pergerakan sahamnya di lantai perdagangan bursa saham hari Rabu (04/01), saham INCO dibuka lemah pada posisi 1405 dan penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 1410. Saham hari ini bergerak dalam kisaran 1415-1365 dengan volume perdagangan saham mencapai 48 ribu lot saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham INCO bergerak konsolidasi sejak perdagangan 3 pekan lalu dengan kini indikator MA masih bergerak turun dan indikator Stochastic juga turun mendekati area jenuh jual.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak turun dengan +DI yang bergerak turun menunjukan pergerakan INCO dalam rawan koreksi. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi rekomendasi trading pekan ini pada target level support di level 1373 hingga target resistance di level 1455.
Lens Hu/VMN/VBN/ Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
