Bursa saham Australia diperdagangkan sideways dalam transaksi awal, dibantu oleh kekuatan di harga minyak namun ditimbang oleh kehati-hatian investor mencermati data pekerjaan AS malam nanti.
Indeks S & P / ASX 200 indeks stabil di 5483.
Komoditas menjadi fokus, karena dolar AS memperoleh banyak dukungan dari prospek kenaikan suku bunga, dengan penguatan bulan Desember sebagai pertemuan untuk kenaikan suku bunga berikutnya.
Penguatan dollar AS ini yang telah mendorong penurunan $ 63 emas minggu ini dan mendorong melalui tombol psikologis 200-hari rata-rata bergerak kata analis.
Tapi ada terlihat penurunan lebih lanjut untuk emas bahkan jika non-farm payrolls hanya sedikit meleset dari perkiraan.
Sebaliknya, minyak mengabaikan dampak dari dolar AS naik karena investor fokus pada peningkatan fundamental pasokan dan permintaan.
Minyak mentah AS melonjak 1,3 persen semalam, bergerak kembali di atas psikologis penting $ 50 barel.
Dalam sektor energi, saham Santos naik tipis 0,1 persen menjadi $ 4.01, saham Origin Energy naik 0,4 persen menjadi $ 5,61, sementara saham Woodside mengangkat 0,5 persen menjadi $ 29,58.
Dalam sektor bahan, saham BHP Billiton stabil $ 23,12, saham Rio Tinto turun 0,6 persen menjadi $ 51,88 dan saham Fortescue naik 0,5 persen menjadi $ 4,955.
Saham Empat bank besar melihat hasil yang beragam, dengan saham NAB dan ANZ luas datar, sementara saham CBA dan Westpac ditempelkan pada 0,2 persen.
Di antara saham blue chip lainnya, saham Telstra memberikan kembali 0,4 persen menjadi $ 5,04 dalam tanda memudar minat defensif, sektor high-yield, sementara Qantas melemah 0,3 persen menjadi $ 3,15 pada kenaikan harga minyak.
Di tempat lain, saham Estia Health tergelincir 4 persen karena investor terus menurunkan prospek laba, sementara Karoon Gas menghentikan perdagangan menunggu pengumuman dalam kaitannya dengan negosiasi yang melibatkan dua ladang minyak Brasil.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa bursa Australia akan bergerak lemah dengan kehati-hatian investor mencermati data pekerjaan AS.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang
