Tekanan yang mendera rupiah di awal perdagangan hari Rabu (22/11) masih terus berlanjut hingga akhir sesi Asia di pasar valas. Lemahnya gerak rupiah hingga sesi siang dipicu kuatnya fundamental dollar AS terhadap banyak mata uang global lainnya. Sentimen kenaikan suku bunga Fed akhir tahun yang semakin kuat, menjadi terpangkasnya terus rupiah.
Dalam perdagangan bursa saham setelah sesi pertama ditutup, pelemahan rupiah melancarkan derasnya modal asing keluar bursa hingga mencapai net sell asing sebesar Rp403 miliar. Tekanan jual investor asing tersebut turut menekan IHSG yang sedang anjlok 0,3%.
Lihat: IHSG 23 November Sesi 1 Tertekan Pelemahan Rupiah
Pergerakan kurs rupiah di pasar spot siang ini bergerak negatif dengan posisi pelemahan 0,22% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13473/US$ setelah dibuka kuat pada level Rp13458/US$. Untuk kurs Jisdor dan kurs transaksi antar bank yang ditetapkan Bank Indonesia hari ini diperkuat dari perdagangan sebelumnya.
Kurs jisdor yang ditetapkan Bank Indonesia lebih lemah di 13473 dari perdagangan sebelumnya di 13424, demikian kurs transaksi antar bank juga diperlemah ke 13540 dari perdagangan sebelumnya 13491.
Dan untuk pergerakan kurs Rupiah di pasar spot hari ini berpotensi lemah oleh kuatnya pergerakan dollar AS, sehingga Analyst Vibiz Research Center memperkirakan rupiah bergerak di kisaran support 13510 dan resistance di 13410.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor : Jul Allens