Harga gula berjangka ICE ditutup naik pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Selasa dinihari (09/05). Harga komoditas ini mengalami penguatan terdukung kenaikan harga minyak mentah.
Harga minyak mentah naik pada akhir perdagangan Selasa dinihari (09/05), namun mengurangi kenaikan sebelumnya meskipun menteri perminyakan Arab Saudi memperkirakan OPEC dan mitranya mempertimbangkan perpanjangan kesepakatan pemotongan pasokan kemungkinan sampai akhir tahun depan.
Harga minyak mentah berjangka A.S. berakhir naik 21 sen atau 0,5 persen, pada $ 46,43. Kontrak diperdagangkan di antara $ 45,73 dan $ 46,98.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 27 sen menjadi $ 49,37 per barel pada pukul 2:36 siang (1836 GMT), setelah diperdagangkan serendah $ 48,48 dan setinggi $ 49,92 pada hari Senin.
Lihat : Harga Minyak Mentah Naik Terpicu Pernyataan Bullish Menteri Energi Arab Saudi
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih tinggi akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi etanol dibandingkan gula, sehingga produksi gula menurun dan semakin meningkatkan harga gula.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Juli 2017 terpantau menguat. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup naik sebesar 0,07 sen atau setara dengan 0,46 persen pada posisi 15,38 sen per pon.
Malam nanti akan dirilis data JOLTs Job Openings Maret dan Wholesale Inventories Maret, yang diindikasikan melemah. Jika terealisir akan menekan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga gula berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi naik dengan pelemahan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Resistance pada 15,90 sen dan 16,40 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 14,90 sen dan 14,40 sen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang