Harga karet alami berjangka Tocom pada perdagangan Kamis siang (01/06) berakhir turun. Pelemahan harga karet Tocom terganjal pelemahan data pertumbuhan manufaktur Tiongkok.
Harga karet tocom tertekan oleh data indeks Purchasing Purchasing Managers Caixin / Markit Manufacturing Manufacturing (PMI), yang memberikan gambaran suram, dan kontras tajam dengan pembacaan PMI resmi pada hari Rabu.
Indeks turun menjadi 49,6, lebih lemah dari yang diperkirakan, di bawah angka 50 poin yang membatasi pertumbuhan dan kontraksi, dan menandai bulan ketiga di mana indeks tersebut telah jatuh.
Melemahnya data ekonomi Tiongkok memicu kekuatiran penurunan permintaan dari Tiongkok.
Pada perdagangan hari ini, harga karet berjangka untuk kontrak paling aktif di bursa komoditas Tokyo yaitu kontrak bulan November 2017 berakhir turun sebesar -3,8 yen atau -1,9 persen, menjadi 198,7 yen per kilogram, turun dari penutupan sebelumnya pada 202,5 yen per kilogram.
Untuk bulan Mei, harga karet Tocom anjlok -6,8 persen. Anjloknya harga karet Tocom tergerus penurunan untuk minggu kedua yang sebagian besar karena anjloknya harga karet Tocom hampir 7 persen pada perdagangan awal minggu mengikuti penurunan harga karet global. Namun kelemahan lebih lanjut tertahan dengan kenaikan minyak mentah dan pelemahan yen.
Kemerosotan juga terjadi pada dua hari terakhir perdagangan di bulan Mei yang anjlok tergerus penguatn yen dan pelemahan minyak mentah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga karet berjangka Tocom pada perdagangan sesi selanjutnya berpotensi melemah terpengaruh buruknya data manufaktur Tiongkok. Namun jika malam nanti data persediaan minyak mentah mingguan yang dilaporkan EIA terealisir menurun, akan menguatkan harga minyak mentah, yang berarti dapat mendorong kenaikan harga karet Tocom..
Harga komoditas karet berjangka di bursa Tocom akan menguji level Support di 194,00 yen dan 189,00 yen. Harga akan menemui Resistance pada level 204,00 dan 209,00 yen jika harga berada di teritori positif.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang
