Market Outlook, 11-15 December 2017

1556

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia bergerak fluktuatif dalam rentang yang tidak terlalu lebar namun masih dalam bias positif sesuai prediksi minggu lalu, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 6,030.96. Untuk minggu berikutnya (11-15 Desember) IHSG berkemungkinan menanjak lagi secara bertahap untuk menuju ke level resistance-nya walau sesekali tertahan profit taking investor. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6073 dan 6092, sedangkan support di level 5979 dan kemudian 5952.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat bergerak melemah, mulai menembus rentang pasar yang terbatas dalam empat minggunya, sejalan dengan pergerakan dollar AS yang menguat, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level 13,545. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,595 dan 13,640, sementara support di level 13,508 dan 13,495.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core PPI m/m pada Selasa malam; disambung dengan rilis Core CPI m/m dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya pengumuman Federal Funds Rate pada Kamis dini hari yang diperkirakan akan naik 25bp menjadi 1.50%; diakhiri dengan rilis Core Retail Sales m/m dan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data CPI y/y Inggris pada Selasa sore; selanjutnya rilis Average Earnings Index 3m/y Inggris pada Rabu sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis pengumuman BI 7 Day Repo Rate pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 4.25%.

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terpantau menguat secara bertahap menjelang pengumuman kenaikan bunga the Fed dan perkembangan progress pembahasan RUU reformasi pajak yang diharapkan bulan ini dapat disahkan, di mana secara mingguan index dollar AS sedikit menguat ke level 93.89. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah ke 1.1772. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1960 dan kemudian 1.2034, sementara support pada 1.1711 dan 1.1622.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3388 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3548 dan kemudian 1.3656, sedangkan support pada 1.3220 dan 1.3129. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 113.48. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.90 dan 114.72, serta support pada 111.39 serta level 110.80. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7504. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7652 dan 0.7728, sementara support level di 0.7372 dan 0.7331.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed terpengaruh bursa Wall Street yang sempat mixed juga dan kemudian bergerak agak terbatas. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat tipis ke level 22815. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23380 dan 23500, sementara support pada level 22115 dan lalu 21970. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 28598. Minggu ini akan berada antara level resistance di 29410 dan 29802, sementara support di 28116 dan 28090.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat, walau sempat tergerus di awal minggu, tetapi kemudian beranjak naik lagi dan sempat dalam rekor oleh kenaikan saham-saham teknologi. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 24326, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 24532 dan 24700, sementara support di level 23922 dan 23508. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2651.0, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2665 dan 2750, sementara support pada level 2605 dan 2592.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melorot oleh penguatan US dollar dan membukukan loss mingguan terbesarnya sejak bulan Mei lalu, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah ke level $1248.04 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1289 dan berikut $1299, serta support pada $1235 dan $1214. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah ke level Rp543,622 per gram.

 

Faktor situasi ekonomi dunia, seperti di Amerika, China, juga Eropa sering sekali memengaruhi pergerakan pasar investasi pada banyak pilihan instrumen investasi. Pasar tergoyang oleh ekspektasi pemulihan ekonomi global, misalnya, atau tertekan oleh isyu terbatasnya pertumbuhan ekonomi di China. Pasar nampaknya masih akan fluktuatif pada periode sekarang ini. Dalam kondisi seperti ini, sekarang dan ke depannya, “trading skill” menjadi suatu kebutuhan yang mutlak dimiliki para investor. Kalau Anda perlu bantuan, vibiznews.com lebih dari senang untuk membantu strategi investasi untuk profit Anda. Mari kita jalani fakta pasar ini bersama, dan secara bersama pula memenangkannya. Bagi Anda yang sudah mengalaminya, disampaikan terima kasih dari kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

 

Analyst: Alfred Pakasi

Editor: J. John

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here