Market Outlook, 16-20 July 2018

1369

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu pasar modal di Indonesia menguat sebagian besar terdukung penguatan bursa Wall Street dan bursa Asia. Secara mingguan IHSG berada pada level 5,944.07. Untuk minggu berikutnya (16–20 Juli) IHSG berpeluang naik dengan menguatnya bursa Wall Street dan jika data perdagangan Indonesia terealisir positif. Secara mingguan, IHSG berada antara support level di posisi 5900 dan kemudian 5850, sedangkan resistance level di 6050 dan kemudian 6150.

Mata uang rupiah secara mingguan sedikit melemah ke level Rp14,360. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,428 dan 14,500, sementara support di level 14,250 dan 14,130.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: data Retail Sales Juni AS pada Senin malam; pidato dari Ketua Fed Jerome Powell pada Selasa malam dan Rabu malam; juga pada Rabu malam akan dilaporkan data pasokan mingguan minyak mentah AS oleh EIA
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa data Unemployment Rate Mei Inggris pada Selasa sore; data Inflation Rate Juni Inggris pada Rabu sore
  • Dari kawasan Asia Australia: pada Senin pagi ada data GDP Growth Rate QoQ Q2 Tiongkok, juga Balance of Trade, Exports dan Imports Juni Indonesia; data Balance of Trade, Exports, Imports Juni Jepang dan data Unemployment Rate Juni Australia pada Kamis pagi; data Inflation Rate Juni Jepang pada Jumat pagi

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang Dollar menguat dengan meningkatnya inflasi AS yang membuka harapan kenaikan suku bunga AS lebih lanjut dan meredanya ketegangan perang dagang AS-China, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat 0,71 persen pada 94.67. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap Dollar terpantau melemah ke 1.1683 tertekan peningkatan inflasi AS dan ketegangan perdagangan. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1606 dan 1.1533, sementara resistance pada 1.1738 dan kemudian 1.1818.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3229 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3333 dan kemudian 1.3463, sedangkan support pada 1.3123 dan 1.3033. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 112.33. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.00 dan 113.50, serta support pada 111.73 serta level 111.00. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7420. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7458 dan 0.7519, sementara support level di 0.7383 dan 0.7302.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat dengan penguatan bursa Wall Street dan meredanya ketegangan perang dagang AS dengan China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 22597. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23030 dan 23520, sementara support pada level 22007 dan lalu 21561. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 28525. Minggu ini akan berada antara level resistance di 29058 dan 29547, sementara support di 28004 dan 27552.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau mengalami penguatan. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 25017, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25301 dan 25796, sementara support di level 24755 dan 24520. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2800, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2834 dan 2870, sementara support pada level 2755 dan 2714.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah terpicu penguatan dolar AS, sehingga harga emas spot turun ke level $1241.25 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1255 dan berikut $1265, serta support pada $1234 dan $1226.

Pada awal minggu lalu ketegangan perdagangan AS-China meningkat lagi dengan adanya ancaman AS untuk pengenaan tarif baru barang-barang impor China. Namun menjelang akhir minggu ketegangan perdagangan mereda lagi. Jadi dapat disimpulkan sentiment penggerak pasar tidak selalu bullish ataupun bearish akan ada masanya berubah. Demikian juga pergerakan harga pasar tidak selalu meningkat, akan ada masanya menurun. Kapan naik dan kapan turun inilah yang perlu dicermati dengan megikuti perkembangan sentimen. Karena itu ikuti perkembangan sentiment, data ekonomi, harga dan factor penggerak lainnya di vibiznews.com, website investasi yang menyajikan sumber dan informasi akan menemani Anda pembaca setia Vibiznews. Sukses bersama Anda sepanjang minggu ini. Selamat berkarya!

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here