(Vibiznews-Forex) Sterling mendapatkan kembali sebagian dari kerugiannya pada hari Selasa setelah Carney berkata dia siap untuk berada pada Bank of England tetapi keprihatinan terhadap Brexit menyebabkan Sterling berada dalam tekanan. Sterling dijual secara masif pada hari Senin setelah kepala negosiator Brexit dari Uni Eropa, Michel Barnier berkata bahwa dia dengan kuat menentang proposal Inggris yang terbaru.
Sterling berada pada tekanan jual yang berasal dari ketidak pastian Brexit setelah ditolak dari koreksi kenaikan pada 1.3040 pada minggu lalu. Berita-berita mengenai PMI Jasa Inggris yang naik ke 54.3 pada bulan Agustus, mengatasi ekspektasi pasar di 53.9. Naiknya PMI Jasa Inggris membantu meredakan tekanan yang terjadi karena dolar AS mengambil keuntungan dari status “safe-haven”nya pada saat terjadi volatilitas pada pasar “emerging” yang menyebabkan Sterling jatuh ke kerendahan 1.2785 pada awal hari Rabu pagi.
Sterling memperoleh kembali kekuatannya pada hari Rabu dan diperdagangkan naik hampir 1% dengan sedikit dibawah area 1.3000 setelah terdengar berita baik Jerman maupun Inggris mengesampingkan permintaan kunci Brexit. Breaking News mengatakan bahwa Sterling melesat naik sebanyak 200 pips.
Pada awal pagi hari Rabu kemarin Sterling naik 200 pips karena berita bahwa Jerman dan Inggris membuang permintaan kunci Brexit. Namun Sterling mundur dari ketinggiannya setelah jurubicara pemerintah Jerman berkata bahwa posisi terhadap Brexit tetap tidak berubah.
Secara tehnikal GBP/USD sedang menghadapi “resistant” psikologis pada angka 1.3000. GBP/USD mengakhiri tren kenaikannya dengan “support” berada disekitar 1.2950. Sepanjang GBP/USD bisa bertahan diatas 1.2950, pasangan matauang ini bisa kembali naik dengan ketinggian minggu lalu di 1.3040 menjadi target selanjutnya. Apabila keadaan yang terjadi sebaliknya, GBP/USD bisa turun kearea 1.2900.
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido
