The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan, BI Diprediksi Juga

613

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin (bps) menjadi 2-2,25%, usai rapat dewan gubernur, demikian dilansir dari Reuters, Kamis (27/9/2018).

Kenaikan suku bunga acuan AS sudah diprediksi oleh pelaku pasar. Kenaikan tersebut dilakukan seiring membaiknya data perekonomian AS. Mengutip CNBC, kenaikan suku bunga acuan tersebut akan diikuti kenaika bunga di sektor lainnya seperti bunga tabungan, kredit, dan lainnya.

Kenaikan suku bunga acuan AS ini juga bukan yang terakhir di tahun ini. Diperkirakan The Fed masih akan melakukan penyesuaian suku bunga sekali lagi di tahun ini dan tiga kali di tahun depan.

Sejalan dengan itu, hari ini Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan yang digelar 26 September – 27 September 2018. Salah satu yang diumumkan adalah tingkat bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate.

Analis pasar memprediksikan BI akan menaikkan kembali suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Hal ini karena mengacu pada bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve yang meningkatkan bunga acuan sebesar 25 bps.
Kenaikan suku bunga acuan BI diperlukan dalam rangka mendorong attractiveness dari pasar keuangan domestik serta menekan pelebaran defisit transaksi berjalan yang didorong oleh peningkatan aktivitas ekonomi domestik.

Dengan kenaikan suku bunga acuan tersebut diharapkan dapat menjaga  Current Account Deficit (CAD) di sekitar 2,5%-2,7% terhadap PDB pada FY2018. Selain fokus dalam menekan CAD, kenaikan suku bunga BI juga bertujuan untuk menjaga ekspektasi inflasi hingga akhir tahun yang diperkirakan akan berada di kisaran 3,5% hingga akhir tahun ini.

Nilai tukar rupiah diperkirakan cenderung stabil di kisaran 14.650-14.950 per dolar AS hingga akhir tahun ini mempertimbangkan faktor risiko eksternal secara khusus dampak dari isu perang dagang antara AS dan China yang juga turut berdampak negatif bagi mata uang negara berkembang.

 

Belinda Kosasih/Coordinating Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting Group

Editor: Asido Situmorang

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here