Outlook Harga Emas Minggu Ini

1413

(Vibiznews-Column) Laporan pekerjaan AS pada minggu lalu, dengan pasti merupakan data ekonomi yang paling signifikan yang muncul pada bulan ini, muncul jauh dibawah daripada apa yang diperkirakan oleh para analis, penambahan 155.000 pekerjaan yang baru pada bulan November. Sementara para analis memperkirakan akan penambahan sebanyak 200.000 pekerjaan baru pada bulan lalu.

Setelah diperdagangkan ke ketinggian dekat 26.000 pada permulaan dari minggu ini, Dow turun 1.200 poin pada perdagangan dalam satu minggu.

Pasar saham AS bereaksi dan terus melanjutkan penjualan masal dengan Dow Jones Industrial Averager diperdagangkan turun 662 poin ke kerendahannya pada hari itu. Hari itu menandakan penurunan yang dalam pada saham AS dengan mereka mengalami kerugian sebesar 2.24%, menambah kerugian untuk hari ketiga berturut-turut.

Secara kolektif, semua data ekonomi memilik efek yang dalam dan “bullish” atas harga emas, yang sekarang diperdagangkan pada level tertinggi sejak bulan Juli.

Kenaikan harga yang kuat pada hari Jumat minggu lalu menambah kepada satu minggu dengan sentimen yang “bullish” yang menghasilkan kenaikan akan harga emas kira-kira $26 per ons.

Setelah mendekati ketinggian selama 5 bulan pada hari Jumat minggu lalu, para analis emas optimis bahwa momentum yang positip ini akan terbawa terus sampai kepada minggu ini dengan pasar sedang mencari petunjuk mengenai outlook kebijakan moneter dari Federal Reserve yang akan datang.

Emas mengalami minggu perdagangan yang bagus, ditutup dengan warna hijau pada hari Jumat minggu lalu setelah menyentuh level tertinggi di $1,254.30 per ons untuk pertamakalinya sejak bulan Juli 2017. Emas berjangka Comex bulan Februari terakhir diperdagangkan pada $1,254.20, naik 0.85% pada hari itu.

Memandang kepada perdagangan yang positip pada minggu lalu, para analis sekarang berharap keuntungan harga emas tetap bertahan sampai akhir daripada minggu ini.

Ahli strategi komoditi di TD Securities Ryan Mckay mengatakan kepada Kitco News bahwa emas bisa bertahan cukup kuat pada minggu ini. Kita berada pada rentang perdagangan puncak disini, emas kemungkinan turun sedikit namun tidak banyak.”

Pengaruh Perang Dagang

Partisipan pasar terus fokus pada keprihatinan yang tulen mengenai perang perdagangan saat ini antara Amerika Serikat dengan Cina dan efeknya terhadap ekonomi global secara luas.

Sebagaimana yang telah dilaporkan oleh MarketWatch, “Meskipun usaha dari pemerintahan dan rekannya Cina untuk menggambarkan gambaran yang optimis mengenai negosiasi yang terus berlangsung yang ditujukan untuk mengurangi ketegangan perdagangan, investor menuntut lebih banyak bukti bahwa kedua belah pihak akan menghindari pengenaan tarif tambahan yang baru pada tahun 2019.

Dua pukulan dari keprihatinan akan perang perdagangan dan laporan pekerjaan yang muncul jauh dibawah ekspektasi menambah minyak terhadap api dimana Federal Reserve akan harus menarik kakinya dari pedal gas kenaikan tingkat bunga pada bulan ini, untuk diumumkan pada konklusi dari pertemuan FOMC. Data-data belakangan ini menunjukkan bahwa Federal Reserve akan harus memperlambat kenaikan tingkat buna pada tahun depan.

Memperhatikan the Fed Berbicara

Disamping dolar AS dan saham, Mc Kay juga menyoroti percakapan disekitar kenaikan tingkat bunga the Fed sebagai penyetir top dari harga emas pada minggu ini.

Mc Kay menunjuk kepada laporan dari Wall Street Journal hari Kamis, yang menyatakan bahwa pejabat bank sentral kembali kepada pendekatan “wait and see” setelah mengeluarkan kenaikan tingkat bunga berikutnya pada bulan ini.

Dalam pernyataan dan interview baru-baru ini, Wall Street Journal melaporkan bahwa dibawah strategi yang “bergantung kepada data” yang bergulir saat ini, Federal Reserve bisa melangkah mundur dari jalur yang terprediksi mengenai kenaikan tingkat bunga secara kuartalan sebagaimana yang telah berlangsung selama dua tahun belakangan ini, meningkatkan kemungkinan Federal Reserve akan menunda kenaikan tingkat bunga pada pertemuan-pertemuan yang akan datang.

Ketika memproyeksikan mengenai harga emas minggu ini, kepala riset London Capital Group Jasper Lawler memberitahukan Kitco News bahwa sudah terlihat semacam indikator resesi pada minggu lalu, dengan kurva imbal hasil yang menurun, emas adalah suatu “safe-haven” dan akan bekerja dengan baik di dalam lingkungan seperti ini.

Minggu ini, pasar kemungkinan akan terus menggali angka employment AS yang lemah yang menunjukkan bahwa ekonomi AS hanya menambah 155.000 posisi baru dibandingkan dengan yang diperkirakan sebesar 200.000.

Namun secara keseluruhan data November kemungkinan tidak memberikan pengaruh terhadap outlook dari the Fed mengenai ekonomi AS, demikian menurut Andrew Hunter, ekonom dari Capital Econemics AS. Hunter mengatakan pada hari Jumat minggu lalu,”Angka umum sedikit lebih lemah daripada yang telah diperkirakan oleh kebanyakan orang, tetapi secara umum masih menunjuk kepada sebuah ekonomi yang cukup sehat. Masih belum ada tanda-tanda perlambatan yang buruk. Tingkat pengangguran masih berada pada kerendahan selama 49 tahun sebesar 3.7%.”

Hunter saat ini memasukkan kenaikan tingkat bunga bulan Desember dalam perhitungan harga dan juga berikutnya dua kenaikan tingkat bunga pada bulan Maret dan Juni tahun depan.

Lawler, kepala riset dari LCG juga menekankan pernyataan Fed sebagai penyetir pergerakan harga emas yang harus diperhatikan dengan seksama minggu depan.

Lawler mengatakan,”Keputusan tingkat bunga yang aktual telah diperhitungkan, namun semua adalah soal bahasa. Dan berdasarkan komentar baru-baru ini, the Fed beralih menjadi lebih berhati-hati. Jadi, kita sedang memperhatikan bahasa untuk menambah keyakinan kepada pertemuan tanggal 19 Desember yang akan datang. Akan ada konferensi pers, sehingga gubernur Federal Reserve Powell memiliki kesempatan untuk menjelaskan proses pemikirannya.”

Apa yang mungkin pasar dapatkan dari Powell adalah bahwa tahun 2019 tidaklah seperti “roadmap” yang langsung sebagaimana di tahun 2018. Lawler mencatat,”Akan ada waktu berhenti sekali atau dua kali pada tahun 2019 yang tergantung data, yang akan tidak baik bagi dolar AS, namun baik bagi emas.

Pemungutan Suara Brexit 

Perkembangan lain yang berharga untuk diperhatikan bagi para investor emas pada minggu ini adalah pemungutan suara parlemen Inggris atas Brexit pada hari Selasa ini.

Jika rencana Perdana Menteri Theresa May untuk meninggalkan Uni Eropa ditolak oleh pembuat peraturan di British, hal ini berarti akan terjadi lebih banyak kekacauan politik.

Pada tahun 2016, Brexit telah membantu kenaikan harga emas. Dan jika kesepakatan dengan Uni Eropa ini ditolak di Inggris, hal ini akan membuka segala jenis ketidakpastian politik dan kita akan bisa melihat investor di Inggris bergerak masuk ke emas sebagai safe-haven.

Di atas itu, akan ada pertemuan European Central Bank (ECB) pada hari Kamis. Tetapi, menurut Lawler, pengaruh dari pertemuan itu telah diperhitungkan di dalam harga.

ECB diperkirakan akan menurunkan pembelian assetnya. Hal inipun sudah diperhitungkan dengan baik di dalam perhitungan harga. 2019 akan menjadi tahun yang baik bagi emas. 

Wall Street & Main Street

Wall Street dan Main Street kedua-duanya memandang emas minggu ini bergerak naik, berdasarkan survei emas oleh Kitco News

Para pengamat mengatakan bahwa laporan Non-Farm Payroll AS akan terus memberikan dukungan kepada metal berharga. Departemen tenaga kerja melaporkan bahwa 155.000 pekerjaan “nonfarm” yang baru tercipta pada bulan lalu, padahal diperkirakan tercipta sekitar 190.000 – 200.000 pekerjaan. Meskipun demikian, tingkat pengangguran tetap berada pada kerendahan selama 49 tahun di 3.7%.

Dari 14 profesional pasar yang mengambil bagian di dalam survei Wall Street, 8 responden atau 57%, memprediksi kenaikan harga sampai dengan Jumat minggu ini. Sementara ada 3 pemberi suara atau 21% yang memandang harga emas akan turun atau netral/sideways

Sementara itu, dari 501 orang yang merespon kepada polling Main Street secara online, 319 responden atau 64% melihat emas akan naik. Yang lain sebanyak 118 atau 24% memprediksi harga emas akan turun dan sisanya 64 pemberi suara atau 13% melihat pasar akan “sideways”.

Colin Cieszynski, kepala strategi pasar di SIA Wealth Management mengatakan,”Saya bullish terhadap emas pada minggu ini. Dengan imbal hasil Treasury AS turun dan nonfarm payrolls meleset, Amerika Serikat telah mengalami kemunduran dan saya pikir hal ini bisa berlanjut sampai dengan minggu ini, mengangkat tutupan yang menutup kenaikan harga emas dan memungkinkan mengalami rally lebih jauh.”

Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group juga memandang harga emas akan naik setelah laporan pekerjaan AS. “Angka umum pekerjaan yang lebih lemah daripada yang diperkirakan bisa menurunkan ekspektasi akan kenaikan tingkat bunga. Hal ini bisa memberikan outlook yang lebih kuat terhadap emas kedepannya.”

Ahli strategi pasar senior di RJO Futures mengatakan,”Emas berpotensi berada pada tepi dari perubahan tren mayor jika kita bisa melihat pergerakan yang menembus keatas $1,250. Penyetir kunci adalah nada dari pertemuan FOMC pada bulan ini yang sangat diantisipasikan.

Sean Lusk, direktur hedging komersial di Walsh Trading, memandang emas untuk menjaga pembeliannya. Apabila emas berjangka bulan Februari berhasil menembus ketinggian selama bulan Oktober di $1,252, metal kuning akan kembali ke area $1,265 – $1,270.”

Analisa Tehnikal

Analisa tehnikal nampaknya condong kepada kenaikan harga emas pada minggu ini, menurut para analis yang sedang menunggu tembusnya harga emas dari rentang harga saat ini

Lawler dari LLg mengatakan,”Menantikan emas untuk naik sejauh $1,285 di dalam waktu yang tidak terlalu lama ke depannya karena selama ini telah terganggu untuk sementara dan ini mungkin memberikan momentum yang dibutuhkan.

McKay dari TD mengatkan bahwa dia sedang menunggu level $1,260 per ons untuk kenaikan harga emas dan level $1,230 untuk penurunannya.

Menurut analis tehnikal senior Kitco, Jim Wyckoff, “resistance yang pertama terlihat di $1,252.00 dan kemudian di $1,260.00. Support pertama terlihat di $1,240.00 dan kemuadian di $1,235.80.”

Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here