(Vibiznews-Forex) GBP/USD berada dalam tekanan jual yang baru pada sesi Amerika Utara dan jatuh ke kerendahan baru 1.2899. Pasangan matauang ini sempat diperdagangkan disekitar 1.2919.
Sebelumnya pada hari ini, data penjualan eceran mengecewakan, yang menunjukkan penurunan bulanan sebesar 0.9% pada bulan Desember, membebani poundsterling Inggris dan memaksanya untuk menghapus mayoritas dari keuntungan yang berhasil dicatat beberapa hari yang lalu.
Pada pertengahan hari yang kedua, “greenback” mulai mengumpulkan kekuatan melawan rival-rivalnya meskipun data makro ekonomi yang dirilis bercampur dan memaksa pasangan matauang ini terus terdorong kebawah.
Data ekonomi dari Amerika Serikat pada hari ini menunjukkan bahwa produksi industri meningkat lebih daripada yang diperkirakan pada bulan Desember tetapi indeks keyakinan konsumen dari Universitas Michigan jatuh ke level yang paling rendah sejak Donald Trump masuk ke Gedung Putih di 90.7. Meskipun demikian, kenaikan yang tajam pada imbal hasil T-bond AS membantu dolar AS mempertahankan momentumnya. DXY sempat naik 0.17% pada hari itu ke 96.25 dan imbal hasil T-bond 10 tahun berada pada level tertingginya sejak akhir Desember di 2.772%, bertambah 0.9% pada hari itu.
Tidak ada lagi data makro ekonomi yang dirilis dari Amerika Serikat untuk sisa hari ini. Sebaliknya, Perdana Menteri Inggris Theresa May diperkirakan akan mengadakan pertemuan dengan menteri-menteri kabinetnya untuk mendiskusikan Brexit.
Secara tehnikal, apabila penurunan berlanjut maka akan berhadapan dengan “support” terdekat di 1.288 yang apabila terlewai akan berhadapan dengan “support” berikutnya di 1.277 dan 1.271. Sebaliknya apabila naik lagi, maka akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.3049 yang apabila terlewai akan lanjut ke 1,311 dan 1.321.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting Group
Editor: Asido