(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan berakhir pada hari Rabu (13/02) di bursa ICE New York kembali ditutup menguat, namun untuk perdagangan kakao di bursa ICE London retreat dari posisi tertinggi dalam 1 bulan perdagangan.
Pelemahan dolar AS terhadap banyak rival utamanya yang membuat harga kakao di ICE New York naik sedangkan retreat harga kakao di ICE London terjadi karena rebound kurs poundsterling terhadap dolar. Perdagangan sebelumnya memang harga kakao di London naik karena poundsterling turun ke level terendah 3-minggu.
Kenaikan harga kakao memiliki dukungan mendasar dari permintaan global yang kuat dengan pemrosesan kakao Q4 Amerika Utara naik 1,2% menjadi 117.526 MT (laporan 18 Jan), penggilingan kakao Eropa Q4 naik 1,6% y/y menjadi 359.103 MT (laporan 16 Jan), dan Asia Penggilingan kakao Q4 naik 6,3% y/y menjadi 208.900 MT.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York naik 3 atau 0.13 persen pada posisi $2227 per ton. Untuk harga kakao di bursa London turun 10 atau 0.58% berada pada posisi 1709 pound per ton.
Namun kenaikan harga kakao dapat dibatasi tanda-tanda kuatnya produksi kakao global setelah data dari Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirim 1.413 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-10 Februari, naik 8.3% dari waktu yang sama tahun lalu.
Demikian juga data dari Ghana, produsen kakao terbesar kedua di dunia, menunjukkan hasil yang kuat karena pembelian kakao dari petani kakao Ghana naik 15,4% y/y menjadi 644.318 MT selama tujuh belas minggu pertama panen sejak 5 Oktober – 31 Januari.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa London akhir sesi pada esok hari diperkirakan masih lemah oleh kekuatan poundsterling demikian untuk kakao New York diperkirakan stabil oleh pelemahan dolar.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang