(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York dan berakhir pada hari Jumat (01/03) anjlok parah dan turun ke posisi terendah 2 minggu. Demikian juga harga kakao di bursa ICE London terjun ke posisi terendah dalam 2 pekan dari puncak tertinggi 1 pekan.
Harga kakao bergerak lebih rendah setelah Olam International Ltd memproyeksikan surplus kakao global meningkat menjadi sekitar 100.000 MT pada tahun 2018/19. Juga, ICCO mengatakan pihaknya melihat surplus kakao global 2018/19 39.000 MT dan memperkirakan bahwa produksi kakao Pantai Gading 2018/19 akan naik 7,5% y/y menjadi 2,15 MMT karena kekhawatiran El Nino dan angin Harmattan memudar.
Tekanan harga juga bertambah oleh laporan bursa komoditi internasional (ICE) bahwa stok kakao yang disimpan di gudang naik ke level tertinggi 4-1/4 bulan pada 3,947 juta kantong pada hari Kamis.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York turun 66 atau 2,85 persen pada posisi $2238 per ton. Untuk harga kakao berjangka kontrak bulan Maret di bursa London turun 36 atau 2,09% berada pada posisi 1709 pound per ton.
Secara keseluruhan, harga kakao tetap di bawah tekanan pada tanda-tanda kuatnya produksi kakao di Afrika Barat. Tanda-tanda kuatnya produksi kakao di Afrika Barat mendapat laporan dari Pantai Gading dan juga Ghana yang diperkuat oleh perkiraan Pusat Prediksi Iklim AS menunjukkan curah hujan di di Afrika Barat meningkat di atas rata-rata.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa London akhir sesi pada esok hari diperkirakan meningkat oleh proyeksi anjloknya kurs poundsterling di pasar forex global.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang