(Vibiznews-Forex) Tidak kurang dari 11 politisi Konservtif mengumumkan aspirasi mereka untuk memasuki Downing Street 10 – memimpin partai dan negara kedalam kontes yang panas – dan Poundsterling terpukul karena ketidakpastian ini.
Posisi bekas sekretaris luarnegeri Boris Johnson melemah dengan munculnya kelompok “anti-Boris”. Johnson telah dikritik oleh beberapa rekannya seperti Matt Hancock dan Rory Stewart. Sementara, bekas sekretaris Brexit Dominic Raab melakukan maneuver yang tidak begitu bersih dengan mengorganisir “jaminan kampanye bersih” dengan beberapa kandidat lainnya namun tidak dengan Johnson.
Ketidakpastian juga melandan Partai Buruh. Setelah kekalahan yang masif dari suara yang berpindah ke partai pro-Remain di dalam pemilihan Eropa, beberapa tokoh terdepan telah muncul di dalam dukungan terhadap referendum kedua Uni Eropa. Meskipun demikian pemimpin Jeremy Corbyn belum memberikan dukungan yang kedengaran terhadap ide tersebut – suatu penundaan yang membuat kesal sebagain dari pemberi suaranya.
GBP/USD telah kehilangan pijakan karena kuatnya dolar AS. Investor sedang menumpuk dolar AS dengan ketegangan AS-Cina terus berlangsung, meskipun imbal hasil AS turun. Sekali lagi, Cina telah mengancam untuk menggunakan dominasinya di produksi yang jarang sebagai alat menawar yang berpotensi membatasi ekspor ke AS. Atmosfir “risk-off” selanjutnya mendorong USD dan Yen Jepang dengan pengorbanan semua yang lain.
Kedepannya, perkembangan politik di Inggris dan berita-berita yang berhubungan dengan ketegangan diantara kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia akan menjadi penggerak pasar ditengah tidak adanya kalender ekonomi yang memberikan event yang signifikan.
GBP/USD terus diperdagangkan dibawah Simple Moving Average 50 pada grafik empat jam dengan tren turun. “Support” terdekat menunggu di 1.2640 yang selanjutnya berhadapan dengan 1.2605 dan 1.2450. Sebaliknya “resistance” terdekat menunggu di 1.2685 dan selanjutnya 1.2700 dan 1.2750.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido