(Vibiznews – Index) Bursa Saham AS naik pada hari Kamis (13/06) terangkat oleh kenaikan saham Disney dan sektor energi.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 15 poin terbantu kenaikan saham Disney. Indeks S&P 500 naik 0,1%, dipimpin oleh sektor energi dan teknologi. Indeks Nasdaq naik 0,3%.
Saham Disney berkontribusi pada kenaikan, naik lebih dari 2% setelah seorang analis di Morgan Stanley menaikkan target harganya di saham menjadi $ 160 per saham dari $ 135. Analis mengutip layanan streaming baru perusahaan, mencatat itu bisa meningkatkan jumlah pelanggan globalnya.
Sektor energi melonjak karena harga minyak melonjak. Hess dan Phillips 66 adalah yang berkinerja terbaik dalam dana tersebut, masing-masing naik lebih dari 2,7%.
Indeks utama membukukan kerugian kecil di masing-masing dari dua sesi sebelumnya karena reli untuk memulai Juni mengambil jeda. Indeks utama semuanya naik lebih dari 4% untuk bulan ini, setelah mencatat kerugian tajam di bulan Mei.
Ketegangan perdagangan yang masih ada membuat investor tetap di ujung tanduk. Harapan bahwa para pejabat perdagangan dari AS dan China akan mencapai kesepakatan di sela-sela pertemuan G-20 di Osaka pada 28-29 Juni telah memudar dalam beberapa hari terakhir.
Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan bahwa dia masih memiliki rencana untuk bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping akhir bulan ini, telah berulang kali mengancam akan meningkatkan perang dagang yang sudah berbulan-bulan dengan menerapkan tarif pada hampir semua sisa impor Tiongkok yang belum terkena dampak oleh biaya AS.
Harga minyak, sementara itu, mendapat dorongan di tengah laporan insiden tanker di Teluk Oman. Harga minyak mentah AS diperdagangkan 3,4% lebih tinggi pada $ 52,86 per barel. Lompatan terjadi sehari setelah minyak tergelincir ke level terendah dalam lima bulan di tengah terus meningkatnya stok minyak mentah AS dan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan yang lebih rendah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street berpotensi naik terdukung sentimen positif kenaikan saham energi seiring melonjaknya harga minyak mentah.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting
