(Vibiznews-Forex) Ketika stagnasi dianggap kabar baik – hal ini menumpahkan masalah bagi ekonomi – dan bagi matauang. Jerman telah melaporkan ekonominya mengalami stagnasi selama 12 bulan sampai dengan bulan Juni setelah berkontraksi 0.1% di kuartal kedua. Survei yang memprediksi ke depan dan dianggap sebagai “soft data” sekarang telah dikonfirmasi oleh bukti-bukti dari aktifitas yang telah terjadi (“Hard data”).
Melihat kepada survey saat ini dan angka-angka pada kuartal berjalan, ekonomi dari negara dengan perekonomian terbesar di zona euro kemungkinan sedang menuju ke resesi yang didepan mata – didefinisikan sebagai kontraksi selama dua kuartal berturut-turut.
Kanselir Angela Merkel mengatakan bahwa ekonomi Jerman sedang memasuki fase yang sulit, menambahkan bahwa,”Kami akan bereaksi bergantung kepada situasi”. Perkataannya kelihatannya membuka pintu buat stimulus fiskal – meninggalkan kebijakan yang hemat dan perjuangan untuk “balance budget”.
Malapetaka ekonomi Jerman bisa disalahkan kepada perlambatan global dan jatuhnya permintaan dari Cina. Negara dengan perekonomian kedua terbesar di dunia ini telah melaporkan pertumbuhan hasil industri yang mengecewakan pada bulan Juli sebesar 4.8% YoY – terendah dalam lebih dari satu dekade. Sementara perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina sebagian disebabkan oleh perang dagang dengan Amerika Serikat.
Gedung Putih mengumumkan penundaan dari sebagian tarif baru atas impor barang-barang Cina dari tanggal 1 September ke 15 Desember – untuk melonggarkan penderitaan bagi para pembelanja (shoppers) AS menjelang Natal – di dalam pemutaran balik dari pengenaan pajak yang dramatis kurang dari dua minggu yang lalu. Presiden Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa kebijakan tarif nya hanya menyakiti Cina. Pembalikan yang dilakukan oleh Trump ini telah mendorong naik saham-saham dan mengirim dolar AS ke tempat yang lebih tinggi karena kemungkinan untuk the Fed memangkas tingkat suku bunga telah jatuh. Di Eropa, Senat Itali bersiap untuk mengadakan pemungutan suara mosi tidak percaya pada tanggal 20 Agustus dengan prospek akan pemilihan yang baru. Politik di Itali kemungkinan akan menjadi penggerak utama sementara spekulasi mengenai resesi di zona Euro dan ketegangan perdagangan tetap menjadi sorotan.
Secara tehnikal, apabila turun terus maka pasangan matauang ini akan berhadapand dengan “support” terdekat di 1.1135 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1101 dan kemudian 1.1027. Sebaliknya apabila berbalik naik akan bertemu dengan “resistance” terdekat di 1.1200 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1225 dan kemudian 1.1250.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido