(Vibiznews-Commodity) Harga minyak mentah WTI diperdagangkan melemah $1 pada perdagangan sesi Eropa hari Selasa kemarin setelah usaha untuk memperpanjang pemulihan mandek di $25.64.
Harga minyak mentah didorong naik oleh langkah dari Federal Reserve Amerika Serikat yang terbaru untuk menggerakkan ekonomi yang terpukul oleh pandemik coronavirus, meskipun untuk bantuan paket senilai $2triliun masih menunggu persetujuan dari Kongres AS.
Pada hari Senin pagi, Federal Reserve mengumumkan program quantitative easing terbuka tanpa batas. Bank sentral AS ini mengatakan akan membeli surat berharga Treasury dan surat berharga yang dijamin “mortgage” agen dalam jumlah sebanyak yang diperlukan untuk mendukung pasar berfungsi dengan mulus dan mendukung tersalurkannya kebijakan moneter dengan efektif sehingga mengembangkan ekonomi dan kondisi keuangan.
Melemahnya dolar AS setelah pengumuman the Fed juga membantu naiknya harga minyak. Pada sisi lain, kejatuhan yang kuat dari sisi permintaan global karena dampak negatif dari pandemik coronavirus terhadap ekonomi global, yang sudah tinggal selangkah lagi masuk ke dalam resesi, bersamaan dengan perang harga antara Arab Saudi dengan Rusia terus membebani harga minyak mentah.
Sebagian signal yang positip diharapkan bisa datang dari dukungan Amerika Serikat terhadap Arab Saudi yang diumumkan pada minggu lalu, namun yang masih tertunda sampai sekarang. Disisi lain, apabila persetujuan dari Kongres AS mengalami penundaan lebih jauh, harga minyak mungkin kehilangan daya tarik dan beresiko turun lagi kearah zona $20.
Kenaikan lebih lanjut dari harga minyak WTI akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 27.55 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 28.59 dan kemudian 30.00. Sedangkan penurunan harga minyak akan berhadapan dengan “support” terdekat di 24.18 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $23.95 dan kemudian $21.84.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
