(Vibiznews-Commodity) Setelah mengalami pemulihan yang solid pada minggu terakhir bulan Maret, harga minyak WTI berakhir dengan tren “bearish” dan mengalami kerugian hampir 18% pada minggu yang pendek kemarin karena liburan Paskah.
Emas hitam berfluktuasi liar sepanjang minggu lalu, setelah mencapai ketinggian mingguan di $28.36, turun kembali ke level terendah pada minggu lalu di $22.60 dan saat ini diperdagangkan di sekitar $23.21.
Spekulasi bahwa produser OPEC dan Non-OPEC telah bersepakat untuk memangkas produksi dan Rusia akan berpartisipasi di dalam pakta minyak global menggerakkan sentimen yang positip atas harga minyak.
Sementara itu, keprihatinan atas meningkatnya penyebaran coronavirus secara global dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi tetap menjadi katalisator penurunan harga minyak sepanjang minggu lalu.
Pada hari yang paling tinggi antisipasi terhadap pertemuan OPEC, harga minyak meroket ke atas $28, namun akhirnya berbalik arah dan harga tumbang hampir 8% ke kerendahan 5 hari yang baru di $22.60. Tekanan jual bertambah dengan Mexico menentang kesepakatan OPEC setelah sebelumnya pada awalnya bersetuju.
Penolakan Mexico terhadap kesepakatan pemotongan produksi minyak OPEC+ telah memukul harga minyak sementara volume trading pada hari Jumat Agung yang tipis memberikan keuntungan bagi harga minyak. Harga minyak mengarah kepada pembukaan mingguan yang liar pada hari Senin dengan masih simpang siurnya penjelasan detil atas kesepakatan mengenai pemotongan produksi.
Secara tehnikal penurunan lebih lanjut dari harga minyak WTI akan berhadapan dengan “support” terendah di $20.50 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $19.80 dan kemudian $19.00. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $24.47 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $26.50 dan kemudian ke $27.15.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
