(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (6/8).
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A. Perkembangan Nilai Tukar 2 – 6 Agustus 2021
Pada akhir hari Kamis, 5 Agustus 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.340 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,25%.
- DXY menguat ke level 92,24.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik terbatas ke level 1,224%.
Pada pagi hari Jumat, 6 Agustus 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.340 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik di level 6,27%.
Aliran Modal Asing (Minggu I Agustus 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 78,70 bps per 5 Agustus 2021 dari 80,42 bps per 30 Juli 2021.
- Berdasarkan data transaksi 2-5 Agustus 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp11,23 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp9,89 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,34 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden beli neto Rp14,63 triliun.
B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I Agustus 2021, perkembangan harga pada Agustus 2021 masih relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,04% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Agustus 2021 secara tahun kalender sebesar 0,85% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,60% (yoy).
- Penyumbang utama inflasi Agustus 2021 sampai dengan minggu pertama yaitu komoditas telur ayam ras sebesar 0,03% (mtm), tomat dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,02% (mtm) dan bawang merah sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai rawit dan daging ayam ras masing-masing sebesar -0,03% (mtm), cabai merah sebesar -0,02% (mtm), kangkung, bayam, sawi hijau, kacang panjang dan jeruk masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
![](https://www.vibiznews.com/wp-content/uploads/2021/08/Infografis_Perkembangan_Indikator_Stabilitas_Nilai_Rupiah_06_Agustus_2021-724x1024.jpg)
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido