(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (3/9).
Perkembangan Nilai Tukar 30 Agustus – 3 September 2021
A. Pada akhir hari Kamis, 2 September 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.270 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,08%.
- DXY melemah ke level 92,23.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,284%.
B. Pada pagi hari Jumat, 3 September 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.265 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun stabil pada level 6,09%.
C. Aliran Modal Asing (Minggu I September 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 65,99 bps per 2 September 2021 dari 69,89 bps per 27 Agustus 2021.
- Berdasarkan data transaksi 30 Agustus – 2 September 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp11,63 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp10,57 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,06 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden beli neto Rp27,24 triliun.
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido