Koreksi Pasar Terbatas di Sentimen Risk-Off — Domestic Market Outlook, 1-4 March 2022 by Alfred Pakasi

865

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Koreksi pasar keuangan datang sejalan dengan sentimen risk-off di antara berita serangan militer Rusia atas Ukraina.
  • Arus modal asing variatif dengan outflow di pasar SBN dan inflow di bursa saham.

Minggu berikutnya, isyu antara prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, serta perkembangan pandemi virus corona, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 1-4 March 2022.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi tipis dari level rekor dan rally 3 minggunya oleh profit taking dan sentimen regional walau di hari terakhir pasar rebound. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya melemah. Secara mingguan IHSG ditutup melemah terbatas 0,07%, atau 4,647 poin, ke level 6.888,171. Untuk minggu berikutnya (1-4 Maret 2022) -dengan libur nasional pada hari Senin, IHSG kemungkinan akan tetap dalam uptrend-nya. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.930 dan 6.965. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.698, dan bila tembus ke level 6.626.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu melemah setelah 3 minggu rally dalam pergerakan yang fluktuatif, di tengah capital outflow di pasar SBN, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,27% ke level Rp 14.367. Sementara, dollar global terpantau menguat sebagai safe haven. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan bergerak naik bertahap, atau kemungkinan rupiah agak konsolidatif dengan bias melemah dalam range antara resistance di level Rp14.412 dan Rp14.450, sementara support di level Rp14.249 dan Rp14.180.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir turun secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yields obligasi dan berakhir ke 6,510% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berbaliknya ke aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury bergerak naik.

===

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2022 tetap tumbuh positif. Posisi M2 pada Januari 2022 tercatat sebesar Rp7.643,4 triliun atau tumbuh 12,9% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Desember 2021 sebesar 13,9% (yoy). Perkembangan M2 pada Januari 2022 sejalan dengan ekspansi keuangan pemerintah, akselerasi penyaluran kredit, dan perlambatan aktiva luar negeri bersih.

Berdasarkan data transaksi 21-24 Februari 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik net jual Rp4,89 triliun (net jual Rp8,23 triliun di pasar SBN, dan net beli Rp3,33 triliun di pasar saham).

===

 

Berita-berita yang datangnya dari bursa aset investasi di kawasan Asia, Eropa dan Amerika kerap kali memengaruhi pasang surutnya pasar investasi. Baik itu karena faktor non ekonomi seperti perang, pandemi, atau faktor ekonomi seperti suku bunga atau inflasi. Satu saat sepertinya memberi harapan, pada kesempatan lain memutuskan ekspektasinya. Sangat tidak menentu. Kita tidak menyalahkan pasar atas hal tersebut. Pasar tidak pernah salah. Kita, sebagai investor, yang harus mengerti siapa pasar, apa perilakunya, serta bagaimana penyebabnya. Vibiznews.com dapat menjadi pendukung bagi Anda untuk memahami pasar investasi lebih baik. Bagi Anda kami selalu hadir mendampingi. Saat ini, kami sampaikan terimakasih kepada para members yang telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting