Rekomendasi Emas Mingguan 28 Februari – 4 Maret 2022: Mengapa Emas Cepat Berbalik Turun?

2805

(Vibiznews – Commodity) Memulai minggu yang baru pada minggu lalu, harga emas berada di $1,896. Harga emas naik tajam pada hari Kamis minggu lalu. Emas menyentuh ketinggian selama 1 ½ tahun di $1,976.

Arus safe-haven terlihat jelas ditengah sentimen pasar yang risk-off dengan Rusia meluncurkan serangan militer besar atas negara tetangganya, Ukraina. Namun akhirnya harga emas turun kembali dan ditutup hanya naik $15 ke $1,924.

Pada hari perdagangan terakhir minggu lalu, hari Jumat, harga emas masih melanjutkan koreksi turunnya dengan jatuh ke bawah level kunci $1,900 di $1,886. Namun harga emas masih dapat naik tinggi lagi dengan tingginya volatilitas yang bisa terjadi pada minggu ini. Pasar emas mengalami ayunan harga sekitar $100 selama beberapa sesi perdagangan terakhir sejak terjadinya penyerangan atas Ukraina oleh Rusia, dimana setelah mencapai ketinggian di $1,976 pada hari Kamis, turun ke kerendahan $1,886 pada hari Jumat.

Penurunan harga emas yang tajam dengan cepat setelah kenaikan yang signifikan akibat Rusia menyerbu Ukraina, salah satunya kemungkinan disebabkan oleh ringannya sanksi yang diberikan oleh Barat kepada Rusia, sementara kebanyakan investor telah memperhitungkan ke dalam harga sanksi yang jauh lebih berat.

Sebagian ketegangan politik yang ekstrim kelihatannya telah lewat. Semua tahu bahwa Putin menyerbu Ukraina dalam skala yang jauh lebih besar daripada yang dipikirkan. Sebelum penyerbuan ini terjadi, kepercayaan investor adalah Barat akan mengenakan sanksi yang berat terhadap Rusia, termasuk akan menghapuskan Rusia dari SWIFT payment system. Ternyata hal ini tidak terjadi. Sanksi yang diberikan dinilai oleh pasar tidaklah seberat seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Salah satu hasil dari sanksi tersebut yang lebih signifikan adalah pasar energi tidak terpukul oleh sanksi yang diberikan, yang berarti berkurangnya stress dalam supply minyak mentah WTI.

Sama seperti harga emas, harga minyak mentah WTI juga turun jauh setelah sebelumnya lompat naik secara signifikan begitu keluar berita penyerbuan Rusia ke Ukraina. Turunnya harga minyak berarti berkurangnya ekspektasi inflasi yang tidak mendukung naik harga emas. Barat tidak memberikan sanksi terhadap ekspor gas atau minyak mentah Rusia. Sementara itu pada saat yang bersamaan kemungkinan akan ada dukungan supply lebih banyak dari OPEC.

Resistensi dari banyak anggota Uni Eropa untuk mengenakan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia seperti menghapuskan Rusia dari SWIFT payment system adalah bagian dari alasan mengapa harga emas berbalik turun. Kelihatannya Eropa tidak sejalan dengan AS dan Inggris yang ingin mengenakan sanksi sekeras mungkin terhadap Rusia. Dan hal ini membuat krisis Rusia – Ukraina sedikit mengalami de-eskalasi.

Selain itu, rally harga emas yang dipicu oleh ketegangan geopolitik biasanya dengan cepat kehilangan daya dorong naiknya. Inilah yang terjadi pada saat Rusia menganeksasi Crimea pada tahun 2014. Jadi bukanlah suatu kejutan emas kehilangan semua keuntungannya dengan begitu cepat.

Meskipun demikian, ketegangan antara Rusia dengan Ukraina bisa menyala kembali setiap saat karena selama perang berlangsung, tidak ada yang pasti apa yang akan terjadi.

Jadi para investor pada minggu ini harus siap dengan volatilitas yang tinggi dari harga emas. Fokus dari pasar emas telah berpindah dari inflasi dan kebijakan the Fed ke geopolitik dan krisis Ukraina. Kelihatannya akan ada lebih banyak volatilitas sampai ada resolusi atau solusi diplomatik.

Dampak positip lainnya dari ketegangan geopolitik bagi emas adalah penghitungan ulang dari seberapa banyak kenaikan tingkat suku bunga AS akan diberlakukan pada tahun ini ditengah terjadinya perang di Ukraina.

Saat ini saja, probabilita kenaikan tingkat bunga oleh the Fed pada bulan Maret sebesar 50 basis poin telah turun, dari sebelumnya 80% sekarang tinggal hanya 25%.

Pemikirannya adalah bahwa bank sentral AS ini kemungkinan masih akan tetap akomodatif lebih lama lagi dari yang sebelumnya telah diperkirakan. Pemikiran ini mendukung naik harga emas. Bank sentral tidak akan mengurangi likuiditas pada saat volatilitas sudah tinggi. Mereka ingin menurunkan inflasi dengan amat sangat, tetapi mereka juga tidak ingin ekonomi menjadi runtuh.

Ukraina akan berada dalam radar pengamatan dari the Fed selama pengambilan keputusan di bulan Maret nanti. Situasi geopolitik kemungkinan akan mencegah the Fed sehingga tidak menaikkan tingkat suku bunga sebanyak yang telah diperkirakan pasar sebelumnya.

Harga emas telah naik dari $1,800 ke $1,900 dalam satu minggu bahkan sebelum pecah perang. Dengan demikian harga emas pada minggu ini bisa jadi turun mengetes level $1,850 dengan support di $1,860. Sementara harga emas sulit untuk bisa bullish pada saat ada begitu banyak volatilitas dengan resistance yang kuat berada di $1,916.

Disamping fokus kepada tindakan militer Rusia terhadap Ukraina, pasar akan menaruh perhatian kepada testimoni kepala the Fed Jerome Powell di House dan Senat AS pada minggu ini.

Dari sisi data ekonomi, pasar akan memperhatikan laporan employment Non-Farm Payrolls AS pada bulan Februari yang diperkirakan akan menambah 438.000 pekerjaan baru. Selain itu juga akan diperhatikan ISM manufacturing PMI pada hari Selasa, ADP nonfarm employment pada hari Rabu, jobless claims & ISM non-manufacturing PMI pada hari Kamis.

“Support” terdekat menunggu di $1,878 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,860 dan kemudian $1,850.

“Resistance” terdekat menunggu di $1,895 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,916 dan kemudian $1,950.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido