Jurus Jitu Bank Indonesia Bagi Pemulihan Perekonomian

534
Survei BI Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Pandemi Covid-19 yang berdampak pada hampir seluruh lini kehidupan, telah berjalan lebih dari dua tahun. Kini, pemulihan di berbagai sektor mulai menunjukkan hasil. Tak terkecuali pada perekonomian yang juga berangsur pulih.

Tentu saja, pulihnya ekonomi pasca pandemi diharapkan terus terakselerasi dan Indonesia kembali kepada jalur pertumbuhan ekonominya. Bahkan di tahun 2022, ekonomi Indonesia diharapkan bertumbuh pada kisaran 4,5% – 5,3%.

Masih terdapat tantangan global yang berasal dari percepatan normalisasi kebijakan moneter bank sentral global. Lalu, berlanjutnya tekanan geopolitik Rusia dan Ukraina, hingga perlambatan ekonomi Tiongkok yang di luar perkiraan akibat “Zero Covid Policy”.

Dampaknya, International Monetary Fund (IMF), World Bank serta OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) kembali melakukan revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia.

Bagaimana dengan kondisi perekonomian Indonesia?

Kondisi perekonomian Indonesia secara domestik cukup baik dengan meningkatnya berbagai indikator. Misalnya saja, permintaan domestik pasca pandemi yang mulai meningkat, volatilitas nilai tukar yang terjaga apabila dibandingkan negara lain. Lalu, tingginya pertumbuhan kredit yang tercatat mencapai 9,10% (yoy) April 2022, hingga Neraca Pembayaran yang terjaga karena tingginya harga ekspor komoditas global.

Apa rahasianya?

Bank Indonesia secara konsisten menerapkan bauran kebijakan (policy mix).
Hal ini dilakukan dengan menyeimbangkan dua ramuan antara Pro-Stability dan Pro-Growth.

Pro-Stability:
Difokuskan pada Kebijakan Moneter.

Pro-Growth:
• Kebijakan Makroprudensial
• Kebijakan Sistem Pembayaran
• Pendalaman Pasar Uang serta Kebijakan Keuangan Hijau
• UMKM dan Syariah yang akan diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi

Melalui bauran kebijakan tersebut, secara terukur Bank Indonesia mengambil kebijakan normalisasi yang diharapkan tidak mengakibatkan tertahannya pemulihan ekonomi.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting