Rekomendasi Emas 29 Juli 2022: Naik dengan Jatuhnya GDP AS Kuartal ke Dua

858

(Vibiznews – Commodity) Harga emas naik signifikan pada awal pedagangan sesi AS hari Kamis karena jatuhnya GDP AS kuartal ke dua, sekalipun dollar AS berbalik menguat.

Emas berjangka kontrak bulan Agustus naik $16.50 ke $1,751.30 per troy ons.

Departemen Perdagangan AS pada hari Kamis mengatakan bahwa GDP AS jatuh 0.9% pada kuartal ke dua, meleset dari perkiraan pasar yang mengatakan kenaikan sebesar 0.4%.

Penurunan di dalam GDP riil merefleksikan penurunan di dalam investasi swasta, investasi residensial, belanja pemerintahan federal, lokal dan negara bagian dan juga ekspor dan belanja konsumsi pribadi.

Sementara itu, penurunan dalam aktifitas ekonomi AS di kuartal ke dua ini muncul setelah GDP AS kuartal pertama juga terkontraksi sebesar 1.6%.

The National Bureau of Economic Research (NBER) adalah agen yang akan secara resmi menyatakan terjadinya resesi di AS. Biasanya NBER akan menyatakan resmi terjadinya resesi setelah berbulan-bulan melakukan riset dan debat, namun definisi secara tradisional mengatakan bahwa apabila ekonomi suatu negara terkontraksi dalam dua kuartal berturut-turut, maka negara tersebut sudah masuk ke dalam resesi ekonomi.

Kondisi perekonomian nasional AS seperti di atas adalah kondisi yang positip bagi emas karena akan memaksa Federal Reserve AS untuk memperlambat kecepatan dalam menaikkan tingkat suku bunga pada saat dimana inflasi tetap tinggi secara persisten.

Hal kunci di luar pasar emas adalah naiknya harga minyak mentah di bursa Nymex yang sempat mencapai level $98.89 per barel dan naiknya kembali dollar AS setelah sebelumnya sempat turun karena pernyataan ketua the Fed Jerome Powell yang kurang hawkish dalam konferensi pers selesai pertemuan FOMC.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di $1,746 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,722 dan kemudian $1,700

“Resistance” terdekat menunggu di $1,757 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,774 dan kemudian $1,800.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido