(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- IHSG melanjutkan rally dan rupiah rebound di tengah aksi beli investor asing.
- Pasar global sedang berekspektasi segera berkurangnya pengetatan moneter.
- Rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Jumat depan menjadi perhatian pasar.
Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 31 October – 4 November 2022.
===
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat di minggu keduanya dipimpin terutama sektor kesehatan dan transportasi oleh aksi beli investor asing dengan dana masuk sekitar Rp2,8 triliun. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya variatif. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,95%, atau 66,483 poin, ke level 7.084,254. Untuk minggu berikutnya (31 October – 4 November 2022), IHSG kemungkinan akan berpeluang lanjutkan rally namun lebih konsolidatif, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.136 dan 7.225. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.747, dan bila tembus ke level 6.607.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu rebound dari bearish 6 minggunya, di tengah koreksi atas dollar secara global serta capital outflow yang terbatas di pasar SBN, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0,48% ke level Rp 15.557. Rupiah terpantau masih dekat dengan 2,5 tahun terendahnya, sejak April 2020. Sementara, dollar global kali ini dalam koreksi. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan masih uptrend bertahap, atau kemungkinan rupiah sempat terkoreksi lagi, dalam range antara resistance di level Rp15.635 dan Rp15.825, sementara support di level Rp15.447 dan Rp15.342.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir turun terbatas secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik tipis yield obligasi dan berakhir ke 7,584% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terkoreksi dari bullish 12 minggunya.
===
Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2022 tetap tumbuh positif. Posisi M2 pada September 2022 tercatat sebesar Rp7.962,7 triliun atau tumbuh 9,1% (yoy), setelah tumbuh sebesar 9,5% (yoy) pada Agustus 2022.
Pertumbuhan M2 pada September 2022 terutama dipengaruhi oleh perkembangan aktiva luar negeri bersih, keuangan Pemerintah, serta penyaluran kredit.
Berdasarkan data transaksi 24 – 27 Oktober 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,02 triliun terdiri dari beli neto Rp0,21 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp2,81 triliun di pasar saham.
===
Berita tentang pergerakan pasar di Amerika dan Eropa, termasuk faktor-faktor pemicunya, tidak pernah surut untuk memengaruhi naik turunnya pasar investasi di global dan dalam negeri. Satu saat sepertinya memberi harapan, pada kesempatan lain memutuskan ekspektasinya. Sangat tidak menentu. Ketidakpastian semakin jelas merupakan suatu kepastian di pasar satu ini. Tidak perlu berharap pasar yang akan berubah. Kita, sebagai investor, yang harus beradaptasi dengan ketidakpastian pasar. Vibiznews.com dapat menjadi pendamping untuk memberikan pencerahan di tengah pasang surut, naik turun, dan ketidakjelasan pasar. Bagi Anda kami hadir. Untuk para partner, kami sampaikan terimakasih telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting