BI Pastikan Ekonomi Indonesia 2023 Tetap Kuat Didukung Kebijakan Moneter

400
BI Pastikan Ekonomi Indonesia 2023Tetap Kuat
Sumber: BI

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Bank Indonesia (BI) memastikan bahwa ekonomi Indonesia 2023 tetap kuat didukung oleh kebijakan BI yang bersinergi dengan bauran kebijakan nasional. Hal ini disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia 2022, Senin (30/1).

Dalam kesempatan tersebut, Perry Warjiyo menyampaikan bahwa bauran kebijakan BI pada tahun ini bersinergi erat dengan kebijakan ekonomi nasional. Hal ini akan terus diarahkan untuk memperkuat ketahanan serta mempercepat pemulihan dan kebangkitan perekonomian.

Sehubungan dengan hal tersebut, Perry mengatakan bahwa kebijakan moneter pada 2023 akan tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas (pro-stability).

“Tahun lalu, maupun saat ini, instrumen moneter kami adalah pro-stability. Tetap konsisten, pro-stability,” ujar Perry dalam acara tersebut.

Sementara itu, kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pengembangan pasar uang. Demikian juga ekonomi keuangan inklusif dan hijau akan terus diarahkan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional (pro-growth).

Arah kebijakan BI tersebut juga bersinergi dengan bauran kebijakan ekonomi nasional guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kembali berada di lintasan jangka menengah menuju visi Indonesia maju.

Selain itu, Perry juga mengatakan kebijakan moneter tersebut juga tetap diarahkan untuk menurunkan inflasi dan menjaga stabilitas. Perlu diketahui, BI telah meningkatkan suku bunga acuan sebesar 225 basis poin (bps) pada periode Agustus 2022 hingga Januari 2023. Hal ini juga pernah disampaikan Gubernur BI saat Rapat Dewan Gubernur Januari 2023.

“Sudah jelas bahwa 225 bps ini memadai. Itu jelas sekali. Tidak ada kata-kata yang lebih transparan, dengan arah kebijakan forward dan guidance-nya jelas,” tutur Perry.

Selanjutnya, Perry mengatakan bahwa BI akan terus mengoptimalkan pengelolaan lalu lintas devisa. Hal ini guna menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, kondisi eksternal dan juga pertumbuhan ekonomi.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting