(Vibiznews-Forex) – Pair USDJPY pada perdagangan forex sesi Asia hari Kamis 29 Juni 2023 retreat dari kisaran tertinggi 7,5 bulan di tengah penguatan dolar AS.
Secara teknikal pair USDJPY yang dibuka lebih rendah dari penutupan rally sebelumnya bergerak turun hingga menembus area supportnya.
Yen berusaha rebound dari tekanan bearish selama 6 hari berturut dengan dukungan dari rilis data penjualan ritel Jepang bulan Mei yang naik melebihi ekspektasi.
Penjualan ritel di Jepang meningkat sebesar 5,7% yoy pada Mei 2023, meningkat dari kenaikan 5,1% bulan sebelumnya dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 5,4%.
Namun secara fundamental yen Jepang masih lemah dan terlihat dari pergerakan sebelumnya yang terpukul ke terendah dalam 7,5 bulan.
Dalam pertemuan ECB Forum on Central Banking di Portugal, terlihat perbedaan mencolok antara kebijakan BOJ dengan Fed yang akan menaikkan suku bunga lagi dalam tahun ini.
Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda menegaskan alasan belum keluar dari kebijakan ultar longgarnya, yaitu perlu waktu mencapai target inflasi 2% disertai dengan pertumbuhan upah yang memadai.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell sampaikan bahwa 2 kenaikan suku bunga kemungkinan terjadi tahun ini, dan tidak mengesampingkan kemungkinan kenaikan di Juli.
Perbedaan inilah yang membebani pergerakan yen Jepang meskipun terpantau di sesi Asia menguat.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya di pasar uang Eropa menguat setelah rebound kuat di sesi global sebelumnya.
Diperkuat oleh komentar hawkish Jerome Powell dalam ECB Forum di Portugal yang memungkinkan 2 kali kenaikan suku bunga lagi tahun ini.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY berpotensi bullish dari skala H4, kini pair berada di posisi 144.20 yang berusaha naik menuju 144.50.
Jika tembus akan mendaki ke resisten kuatnya di 144.81. Namun jika meluncur kembali ke 144.13 akan lanjut ke posisi support kuatnya 143.90.
