Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (1 Desember 2023); Rupiah Menguat

568

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 27 November – 1 Desember 2023

Pada akhir hari Kamis, 30 November 2023
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.505 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,60%.
3. DXY[1] menguat ke 103,50.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 4,326%.

Sebagai informasi, DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

Sedangkan UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 1 Desember 2023
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.551 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik ke 6,64%.

Aliran Modal Asing (Minggu V November 2023)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 30 November 2023 sebesar 74,60 bps, naik dibandingkan per 24 November 2023 sebesar 73,70 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 27 – 30 November 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp15,92 triliun. Terdiri dari beli neto Rp10,60 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,38 triliun di pasar saham. Dan beli neto Rp4,94 triliun di SRBI.

3. Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 30 November 2023, nonresiden beli neto Rp71,69 triliun di pasar SBN. Jual neto Rp15,22 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp37,27 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting