Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (16 Februari 2024); Rupiah Menguat

278

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 12 -16 Februari 2024

Pada akhir hari Kamis, 15 Februari 2024

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.615 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,62%.
  3. DXY[1] menguat ke level 104,30.
  4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 4,230%.

Keterangan:
1) Sebagai informasi, DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

2) Sedangkan UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 16 Februari 2024

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.644 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun stabil di 6,62%.

Aliran Modal Asing (Minggu III Februari 2024)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 15 Februari 2024 sebesar 70,92 bps, turun dibandingkan 9 Februari 2024 sebesar 72,58 bps.
  2. Berdasarkan data transaksi 12 – 15 Februari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp4,07 triliun. Terdiri dari jual neto Rp0,98 triliun di pasar SBN, beli neto Rp6,03 triliun di pasar saham. Dan jual neto Rp0,98 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 15 Februari 2024, nonresiden jual neto Rp0,68 triliun di pasar SBN. Lalu beli neto Rp15,41 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp29,76 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas erkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 15.644 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp15.691, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.629.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa naik setelah melemah 2 hari. Angka ini tertahan setelah terkoreksi oleh retail sales Amerika yang dirilis di bawah estimasi yang membawa estimasi pemangkasan bunga the Fed pada Juni nanti.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini naik ke 104,34. Ini dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 104,28.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting