Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (26 April 2024); Rupiah Melemah

255

(Vibiznews – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 22 – 26 April 2024

Pada akhir hari Kamis, 25 April 2024

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.185 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 7,07%.
  3. DXY[1] melemah ke level 105,60.
  4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 4,704%.

Keterangan:
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 26 April 2024

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.185 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun naik ke 7,13%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV April 2024)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 25 April 2024 sebesar 79,36 bps, naik dibandingkan 19 April 2024 sebesar 77,60 bps.
  2. Berdasarkan data transaksi 22 – 25 April 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp2,47 triliun. Terdiri dari jual neto Rp2,08 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,34 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,95 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 25 April 2024, nonresiden jual neto Rp47,26 triliun di pasar SBN. Beli neto Rp9,68 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp9,02 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.208 kemudian bergerak tekoreksi ke Rp16.231, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.227.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa melandai setelah tergerus di sesi global sebelumnya.

Dollar AS tertahan sekitar 2 minggu terendahnya ditekan oleh rilis GDP AS yang di bawah ekspektasi.

Indeks dollar (DXY), yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini flat ke 105,57. Ini dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 105,57.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting