Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (12 Juli 2024); Rupiah Menguat

969

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 8-12 Juli 2024

Pada akhir hari Kamis, 11 Juli 2024
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.190 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,99%.
3. DXY[1] melemah ke level 104,44.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 4,21%.

1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 12 Juli 2024
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.120 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,88%.

Aliran Modal Asing (Minggu II Juli 2024)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 11 Juli 2024 sebesar 69,03 bps, turun dibandingkan 5 Juli 2024 sebesar 72,98 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 8 – 11 Juli 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp5,59 triliun. Terdiri dari beli neto Rp3,00 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,32 triliun di pasar saham. Dan beli neto Rp2,27 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 11 Juli 2024, nonresiden tercatat jual neto Rp28,82 triliun di pasar SBN. Lalu jual neto Rp6,75 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp153,20 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.111. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.313, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.081.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa menurun setelah tergerus 2 hari.

Dollar lanjut terkoreksi ke 5 minggu terendahnya oleh rilis inflasi AS yang di bawah estimasi. Dan hal ini memberikan ruang lebih besar bagi the Fed memangkas suku bunganya tahun ini.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun ke 104,33. Angka ini menurun dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 104,50.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting