Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (2 Agustus 2024); Rupiah Menguat

385

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 29 Juli – 2 Agustus 2024

Pada akhir hari Kamis, 1 Agustus 2024

1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.230 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,87%.
3. DXY[1] menguat ke level 104,42.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,976%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 2 Agustus 2024
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.235 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun di 6,79%.

Aliran Modal Asing (Minggu I Agustus 2024)
  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 1 Agustus 2024 sebesar 75,81 bps, naik dibandingkan 26 Juli 2024 sebesar 72,95 bps.
  2. Berdasarkan data transaksi 29 Juli – 1 Agustus 2024, nonresiden tercatat net beli Rp10,27 triliun. Terdiri dari beli neto Rp5,77 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,19 triliun di SRBI. Dan beli neto Rp2,31 triliun di saham.
  3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 1 Agustus 2024, nonresiden tercatat jual neto Rp28,04 triliun di pasar SBN. Lalu jual neto Rp2,20 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp173,32 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  4. Berdasarkan data setelmen s.d. 1 Agustus 2024 pada semester-II 2024, nonresiden tercatat beli neto di SRBI sebesar Rp42,97 triliun. Dan beli neto di pasar SBN sebesar Rp5,92 triliun, serta jual neto di saham sebesar Rp2,54 triliun.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.288 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.291, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.182.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa menurun setelah menguat; dalam tekanan setelah rilis manufaktur AS yang menurun dan memicu kekhawatiran datangnya resesi.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun ke 104,22, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 104,34.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting