Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah 23 Mei 2025; Rupiah Menguat Signifikan

839

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 19 -23 Mei 2025

Pada akhir hari Kamis, 22 Mei 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.325 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,83%.
3. DXY[1] melemah ke level 99,96.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke 4,529%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 23 Mei 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.300 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6, 82%.

Aliran Modal Asing (Minggu III Mei 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 22 Mei 2025 sebesar 82,20 bps, naik terbatas dibandingkan dengan 16 Mei 2025 sebesar 81,56 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 19 – 22 Mei 2025, secara agregat nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp14,73 triliun. Terdiri dari beli neto sebesar Rp1,54 triliun di pasar saham dan sebesar Rp14,13 triliun di pasar SBN. Serta jual neto sebesar Rp0,95 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Sepanjang tahun 2025 (ytd), berdasarkan data setelmen s.d. 22 Mei 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp47,52 triliun di pasar saham. Dan jual neto Rp14,52 triliun di SRBI. Serta beli neto sebesar Rp40,06 triliun di pasar SBN.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.406. Kemudian kurs bergerak terkoreksi ke Rp16.408, dan terakhir sore ini WIB kurs terpantau di posisi Rp 16.324.

Mendatarnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa turun setelah naik di sesi global sebelumnya. Dollar AS menurun pada 3 minggu terendahnya oleh concern atas bertambahnya pembiayaan defisit AS.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun ke 99,29. Angka ini lebih rendah dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 99,90.

Analis Vibiz Research Center juga melihat bahwa sepanjang minggu ini terdapat inflow dari investor asing sebesar Rp 14,73 triliun. Dan porsi terbesar pada SBN, artinya SBN juga menjadi instrument investasi yang diminati investor asing saat ini.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting