PII Triwulan I 2025 Kewajiban Neto Menurun

232
PII Triwulan I 2025 Kewajiban Neto Menurun
Sumber: Kemenkeu

 

(Vibiznews – Economy & Business) – Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan I 2025 mencatat kewajiban neto yang menurun. Pada akhir triwulan I 2025, PII Indonesia mencatat kewajiban neto 224,5 miliar dolar AS. Angka ini turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan IV 2024 sebesar 245,7 miliar dolar AS.

Penurunan kewajiban neto tersebut bersumber dari peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) dan penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN).

Posisi AFLN Indonesia meningkat didorong peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri. Posisi AFLN pada akhir triwulan I 2025 tercatat sebesar 533,1 miliar dolar AS. Angka ini naik 1,9% (qtq) dari 523,1 miliar dolar AS pada akhir triwulan IV 2024.

Hampir seluruh komponen AFLN mencatat peningkatan transaksi penempatan di luar negeri. Yaitu dengan kenaikan terbesar pada aset investasi lainnya terutama dalam bentuk pinjaman dan piutang usaha.

Peningkatan posisi AFLN lebih lanjut juga didukung oleh pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global. Dan kenaikan harga emas internasional .

Posisi KFLN Indonesia menurun di tengah aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio yang tetap solid.
Posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan I 2025 tercatat sebesar 757,6 miliar dolar AS. Angka ini turun 1,5% (qtq) dari 768,8 miliar dolar AS pada akhir triwulan IV 2024.

Sementara itu, investasi langsung tetap membukukan surplus sebagai cerminan dari terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik. Investasi portofolio  juga mencatat neto aliran masuk modal asing di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.

Perkembangan posisi KFLN lebih lanjut dipengaruhi penurunan nilai instrumen keuangan domestik seiring penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan I 2025 tetap terjaga sehingga mendukung ketahanan eksternal. Hal ini tecermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB pada triwulan I 2025 sebesar 16,0%.

Angka ini lebih rendah dibandingkan 17,6% pada triwulan IV 2024. Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (91,9%) terutama dalam bentuk investasi langsung.

Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek PII Indonesia dan terus memperkuat respons bauran kebijakan.

Yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. Selain itu, Bank Indonesia akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting