(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 30 Juni – 4 Juli 2025
Pada akhir hari Kamis, 3 Juli 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.185 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,59%.
3. DXY[1] menurun ke level 97,18.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke 4,346%.
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 4 Juli 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.200 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun stabil di 6,60%.
Aliran Modal Asing (Minggu I Juli 2025)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 3 Juli 2025 sebesar 74,60 bps, turun dibanding dengan 27 Juni 2025 sebesar 77,60 bps.
2. Berdasarkan data transaksi 30 Juni – 3 Juli 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp10,79 triliun. Terdiri dari jual neto sebesar Rp2,31 triliun di pasar saham, dan Rp2,04 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Serta beli neto sebesar Rp15,14 triliun di pasar SBN.
3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 3 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp52,95 triliun di pasar saham. Dan jual neto Rp34,72 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp53,07 triliun di pasar SBN.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari Jumat 4 Juli, perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 16.200. Kemudian rupiah bergerak terkoreksi ke Rp16.204, dan terakhir Jumat sore WIB terpantau di posisi Rp 16.180.
Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa menurun setelah menanjak 2 hari di sesi global sebelumnya. Dollar AS tertahan setelah naik oleh rilis tenaga kerja AS yang kuat. Ini membangkitkan prediksi bahwa the Fed masih agak lama untuk memangkas suku bunganya.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, Jumat sore WIB ini turun ke 96,93. Angka ini turun dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 97,18.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting


