Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (25 Juli 2025); Rupiah Melemah

548
Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (4 September 2025); Rupiah Melemah

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 21 – 25 Juli 2025

Pada akhir hari Kamis, 24 Juli 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.280 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,50%.
3. DXY[1] melemah ke level 97,38.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke 4,396%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 25 Juli 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.315 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun relatif stabil di 6,49%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV Juli 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 24 Juli 2025 sebesar 70,90 bps, turun dibanding dengan 18 Juli 2025 sebesar 72,51 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 21 – 24 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp11,30 triliun. Terdiri dari beli neto sebesar Rp0,10 triliun di pasar saham dan Rp2,10 triliun di pasar SBN. Serta jual neto sebesar Rp13,50 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 24 Juli 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp59,52 triliun di pasar SBN. Serta jual neto sebesar Rp58,92 triliun di pasar saham dan Rp60,19 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari Jumat perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.280. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.320, dan terakhir Jumat sore WIB terpantau di posisi Rp 16.310.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa merangkak setelah rebound di sesi global sebelumnya. Dollar AS bangkit dari 2,5 minggu terendahnya di tengah harapan bertambahnya negara dalam kesepakatan tariff AS.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, Jumat sore WIB naik ke 97,68, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 97,51.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting