Utang Luar Negeri Indonesia Triwulan II 2025 Lebih Rendah Dari Triwulan I 2025

245
ULN Indonesia Triwulan II 2025
Sumber; Bank Indonesia

 

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Bank Indonesia merilis Posisi ULN Indonesia pada triwulan II 2025 tercatat sebesar 433,3 miliar dolar AS. Angka ini secara tahunan tumbuh 6,1% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I 2025 sebesar 6,4% (yoy).

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh ULN swasta yang melanjutkan kontraksi pertumbuhan dari triwulan sebelumnya.

ULN pemerintah tetap terjaga. 

Posisi ULN pemerintah pada triwulan II 2025 sebesar 210,1 miliar dolar AS, atau tumbuh sebesar 10,0% (yoy.  Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I 2025 sebesar 7,6% (yoy).

Perkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestic. Hal ini seiring tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi.

Pemerintah terus berkomitmen untuk mengelola ULN secara cermat, terukur, dan akuntabel untuk mencapai pembiayaan yang efisien dan optimal. Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN diarahkan untuk memperkuat fondasi perekonomian nasional.   Yaitu dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,3% dari total ULN pemerintah). Juga Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (19,0%); Jasa Pendidikan (16,4%); Konstruksi (11,9%); serta Transportasi dan Pergudangan (8,6%).

Posisi ULN pemerintah tersebut tetap terjaga karena didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah.

ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan. 

Pada triwulan II 2025, posisi ULN swasta tercatat sebesar 194,9 miliar dolar AS, atau mengalami kontraksi sebesar 0,7% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan kontraksi 1,0% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Perkembangan tersebut bersumber dari ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang terkontraksi 1,4% (yoy). Di tengah ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang tumbuh 2,3% (yoy).

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas. Serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 80,5% dari total ULN swasta. ULN swasta tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,7% terhadap total ULN swasta.

Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tercatat 30,5% pada triwulan II 2025. Rasio ini lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2025 yang mencapai 30,7%. Serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 85,0% dari total ULN.

Dalam rangka menjaga struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang​ berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting