IHSG Dibuka Melemah 0,05% ke 8.415.61, Bursa Asia Juga Zona Merah Diguncang Sektor Teknologi

233
IHSG Ditutup Melemah 0.06% ke 8.611,78, Indeks Berbalik Arah Pada Sesi kedua
Vibizmedia Picture

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah di awal perdagangan hari ini. Jumat (21/11/2025) pukul 09.06 WIB, IHSG melemah 4,298 poin atau 0,05% ke 8.415,619.

Beberapa menit setelah dibuka, koreksi IHSG semakin dalam. Indeks meninggalkan level 8.400, turun 0,45%.

Pelemahan IHSG ini terseret sebagian indeks sektoral. Sektor dengan pelemahan terdalam dicetak IDX Transportasi dan Logistik yang turun 0,4% di pagi ini.

Berikutnya ada IDX Sektor Kesehatan, IDX Sektor Perindustrian, dan IDX Sektor Barang Baku. Disusul, IDX Sektor Keuangan, IDX Sektor Energi dan IDX Sektor Barang Konsumen Primer.

Sementara itu, IDX Sektor Teknologi menjadi sektoral dengan penguatan terbesar setelah melonjak 1,06%. Selanjutnya IDX Sektor Properti dan Real Estate, IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer dan IDX Sektor Infrastruktur.

Berdasarkan pengamatan terdapat 249 saham turun, 211 naik, dan 496 tidak bergerak. Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 833,2 miliar, melibatkan 1,39 miliar saham dalam 113.700 kali transaksi.

Sementara itu, bursa Asia kembali merosot pagi ini. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,57% pada pembukaan, sementara Topix terkoreksi 0,72%. Saham-saham teknologi ikut jatuh, dengan Advantest turun lebih dari 9%, Tokyo Electron melemah hampir 6%, Lasertec susut hampir 5%, dan Renesas Electronics terkoreksi 1,95%.

Inflasi inti Jepang pada Oktober naik pada laju tercepat sejak Juli. Hal ini sejalan dengan ekspektasi pasar dan memperkuat argumentasi untuk kenaikan suku bunga Bank of Japan. Data ini menambah tekanan bagi pasar yang sudah diguncang volatilitas di sektor teknologi.

Di Korea Selatan, indeks Kospi anjlok 4,09% dan Kosdaq melemah 3,01%. Dua raksasa chip, Samsung Electronics dan SK Hynix, masing-masing jatuh hingga 4% dan 9%, menyeret pasar ke zona merah.

Sementara itu, Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 1,3% seiring pelemahan sentimen global. Di Hong Kong, kontrak berjangka Hang Seng berada di level 25.460, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di 25.835,57.

Di Amerika Serikat semalam, saham-saham AI seperti Oracle dan AMD menjadi yang pertama masuk zona merah. Nvidia yang sempat menguat juga berbalik arah dan ditutup turun hampir 3%.

Pada perdagangan Kamis waktu setempat, Nasdaq Composite merosot 2,16% setelah sebelumnya sempat melonjak 2,6%. Indeks utama lain juga turun, dengan Dow Jones Industrial Average melemah 0,84% dan S&P 500 tergelincir 1,56% meski sempat naik hingga 1,9% di awal sesi.

Adapun pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen dan data ekonomi yang bisa menjadi penggerak pasar keuangan hari ini.

Harus diakui, data-data makroekonomi yang rilis Kamis kemarin membawa pesan yang cukup berat bagi pasar. Indonesia tampaknya sedang menghadapi risiko tekanan ganda yakni defisit pada anggaran negara (fiskal) dan tekanan pada arus keluar masuk uang (eksternal).

Kombinasi dari penerimaan pajak yang seret, utang yang menumpuk, hingga cadangan devisa yang tergerus menjadi sinyal bahwa Indonesia perlu mengatur strategi investasi dengan lebih hati-hati. Pasalnya, jika tidak dikelola hati-hati maka pasar keuangan bisa terimbas.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting