Laju Ekspansi Industri Manufaktur Inggris Melambat

1845

Ditengah gejolak perekonomian global yang diprediksi masih akan berlanjut hingga akhir 2015 mendatang, Bank of England (BOE) sebelumnya sudah menyampaikan bahwa mereka akan terus mempertahankan suku bunga pada rekor rendahnya diperkirakan sampai pertengahan 2016 sebagai antisipasi dari perlambatan ekonomi yang tengah melanda Tiongkok dan pasar negara berkembang saat ini. Salah satu alasan BOE masih mempertahankan suku bunga rendahnya yang berada di level 0 persen sampai saat ini adalah karena potensi perlambatan ekonomi Inggris masih akan membayangi gerak perekonomian negara tersebut hingga sisa tahun 2015 mendatang. Proyeksi tersebut sudah mulai terbukti dari kinerja industri Inggris yang terus menurun.

Kinerja bulanan aktivitas pabrik di Inggris tadi malam kembali dirilis, dalam rilis tersebut tercatat bahwa aktivitas pabrik utamanya di sektor manufakur Inggris pada bulan September lalu masih berhasil bertahan di zona ekspansi meski lajunya sedikit melambat jika dibanding dengan bulan sebelumnya. Kondisi tersebut tercermin pada skor PMI manufaktur Inggris yang turun tipis ke skor 51,5 pada bulan lalu dari yang semula tercatat sebesar 51,6. Perlu diketahui skor PMI manufakur Inggris pada bulan lalu merupakan laju terlemahnya dalam tiga bulan terakhir. Dapat dilihat tren kinerja sektor manufaktur Inggris dalam setahun terakhir pada gambar dibawah ini:

United Kingdom Manufacturing PMI

Meski masih berhasil duduki zona ekspansi, tetap harus diakui bahwa kinerja manufaktur Inggris pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini tidak semulus yang tercatat di kuartal sebelumnya atau Q1-2015. Lesunya kinerja industri manufakur Inggris memang tak bisa dilepaskan dari kondisi pelemahan ekonomi global yang telah memberikan dampak domino, padahal sektor industri memainkan peran yang cukup penting terhadap pemulihan ekonomi Inggris saat ini. Untuk mengimbangi pelemahan di sektor industri sampai saat ini, maka Inggris kembali fokus pada kinerja industri jasa di sisa tahun 2015 agar mampu mengangkat pertumbuhan di negaranya.

Lemahnya kinerja manufaktur Inggris sampai bulan lalu salah satunya disebabkan oleh merosotnya penjualan ekspor di negara ini bahkan hingga menyentuh level terendahnya dalam kurun enam tahun terakhir dan sedikit terhambatnya kinerja di industri jasa. Reli poundsterling yang cukup kuat nampak telah berdampak negatif terhadap turunnya permintan ekspor dari kawasan euro dan pasar negara berkembang. Sejumlah pejabat BOE pun memperingatkan bahwa peningkatan risiko dari Tiongkok akan semakin besar pada hari-hari mendatang, sehingga kemungkinan besar pertumbuhan Inggris pada Q3 dan Q4 mendatang akan melambat.

 

 

 

Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here