Indeks Harga Saham Gabungan pada penutupan perdagangan Senin (04/01), berakhir negatif, ditutup turun -1,46% pada 4525,92. Sementara itu indeks saham unggulan LQ45 ditutup turun -1,24% ke posisi 782.20. Pelemahan IHSG dipicu pelemahan bursa global dan penurunan inflasi.
Bursa Wall Street ditutup melemah dalam perdagangan volume ringan akhir tahun 2015, Jumat dinihari, meskipun terjadi beberapa stabilisasi harga minyak. Indeks Dow Jones ditutup turun 1,02 persen, di 17,425.03, dengan penurunan tertinggi saham Apple. Indeks S & P 500 ditutup turun 0,94 persen, ke 2,043.94, dengan sektor teknologi informasi memimpin sembilan sektor yang lebih rendah. Indeks Nasdaq turun 1,15 persen, ke 5,007.41.
Sementara itu bursa Asia ditutup di zona merah. Semua indeks utama kawasan Asia berakhir negatif.
Sementara bursa Eropa juga dibuka negatif sore ini tertekan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan ajnloknya bursa Tiongkok.
Dari dalam negeri, laporan BPS siang ini menunjukkan inflasi yang terjadi pada bulan Desember naik 0,96 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,99, namun secara tahunan tingkat inflasi turun menjadi 3,35% pada bulan Desember.
Pada penutupan perdagangan saham Indonesia sore ini terpantau 77 saham menguat dan 218 saham melemah. Terjadi perdagangan saham sebanyak lebih dari 5,26 miliar saham dengan nilai mencapai lebih dari 3,79 triliun rupiah, dengan frekuensi perdagangan sebanyak lebih dari 180.049 kali.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan saham selanjutnya berpotensi melemah terbatas merespon pelemahan bursa global, namun diharapkan optimisme ekonomi Indonesia dapat memberikan penguatan IHSG. IHSG diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 4493-4460, dan kisaran Resistance 4554-4587.
Freddy/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang