Harga Minyak Mentah Tinggalkan $ 50; Mingguan Naik 3 Persen

659

Harga minyak mentah merosot pada akhir perdagangan akhir pekan pada hari Jumat tertekan aksi profit taking investor memanfaatkan kenaikan minyak mentah ke tertinggi tujuh bulan, sementara beberapa pihak juga khawatir tentang produksi yang lebih tinggi dengan harga melayang mendekati US $ 50 per barel.

Penguatan Dolar AS juga membebani permintaan minyak dalam denominasi dolar dari pemegang mata uang lainnya. Dolar AS melonjak setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan kenaikan suku bunga AS mungkin sesuai dalam bulan- bulan mendatang.

Lihat : Pidato Yellen : Kenaikan Suku Bunga AS Mungkin Pada Bulan Mendatang

Harga minyak mentah berjangka AS berakhir turun 0,3 persen, atau 15 sen, di $ 49,33 per barel, setelah sebelumnya turun 6 sen menjadi $ 49,42 per barel setelah menyentuh $ 50,21 pada hari Kamis, tertinggi sejak awal Oktober.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent jatuh 22 sen menjadi $ 49,37 per barel, mundur lebih jauh dari sesi sebelumnya $ 50,51 puncak, tertinggi sejak awal November.

Pada hari Jumat, perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes melaporkan jumlah kilang minyak yang beroperasi di bidang AS turun 2 menjadi 316 pada minggu sebelumnya. Pada saat ini tahun lalu, pengebor memiliki 646 rig minyak yang berpoerasi.

Pada minggu ini, harga minyak mentah Brent naik 1 persen dan minyak mentah AS naik sekitar 3 persen, dibantu oleh keuntungan dari awal pekan ini.

Lihat : Harga Minyak Mentah Sesi Asia Merosot

Dengan harga akhirnya mencapai $ 50, baik minyak mentah Brent dan minyak mentah AS kemungkinan menghadapi hambatan teknis dalam tiga sampai lima minggu ke depan, kata para analis. Produsen dan spekulan juga telah memuat kontrak opsi minyak mentah AS untuk melindungi diri dari risiko penurunan.

Harga minyak mentah terdorong mencapai $ 50 setelah gangguan pasokan dari kebakaran hutan Kanada dan serangan militan di Nigeria membantu memangkas produksi harian global sekitar 4 juta barel.

“Sebagian besar dari pemadaman ini tidak mungkin untuk bertahan,” kata analis UBS Giovanni Staunovo, mengantisipasi kembalinya pasokan dari sumber-sumber serta produksi yang lebih tinggi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak.

Dominick Chirichella, partner senior di Institut Manajemen Energi New York, mengatakan produksi minyak mentah AS bisa naik sekitar 300.000 hingga 400.000 barel per hari dengan produsen shale melakukan aktifitas drilling atau DUCs, ke dalam produksi.

Pada minggu mendatang, investor akan mengamati hasil pertemuan OPEC dengan tanda-tanda lebih banyak produksi dari Arab Saudi dan Iran dalam persaingan mereka untuk merebut pangsa pasar.

Pada hari Senin, pasar AS libur memperingati Memorial Day.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah bergerak turun dengan sentimen kekenyangan pasokan dan penguatan dollar AS. Harga akan menembus kisaran Support $ 48,80- $ 48,30, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 49,80 – $ 50,20.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here