Bursa Saham AS ditutup mixed pada akhir perdagangan hari Selasa dinihari (15/11), dengan Dow Jones mencapai rekor tertinggi, sementara investor mencerna prospek pertumbuhan ekonomi Presiden AS terpilih Donald Trump. Indeks Dow Jones naik 0,11 persen, menjadi ditutup pada 18,868.69, dengan kenaikan tertinggi saham UnitedHealth Group. Indeks S & P 500 ditutup turun 0,01 persen, pada 2,164.20, dengan sektor teknologi informasi memimpin enam sektor yang lebih rendah. Indeks Nasdaq turun 0,36 persen, ditutup pada 5,218.4, dengan saham Apple dan yang disebut saham FANG (Facebook, Amazon, Netflix dan perusahaan induk Google Alphabet) semua jatuh.
Pasar Asia dibuka lemah pada hari Selasa (15/11), mengikuti pelemahan Wall Street dan minyak mentah. Terpantau Indeks Nikkei menurun 0,19% pada 17.639,09. Indeks ASX 200 turun 0,54 % pada 5.316,90. Indeks Kospi turun 0,10 persen pada 1.972,39.
Dari pasar komoditas, harga minyak mentah berjangka AS pada akhir perdagangan Selasa dinihari (14/11) turun 0,21 persen di 43,32 dollar per barel, karena prospek kelebihan pasokan dan harga lemah dibayangi kemungkinan bahwa OPEC akan mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi. Harga minyak mentah berpotensi lemah dengan kekuatiran kelebihan pasokan dan penguatan dollar AS. Namun juga akan mencermati perkembangan rencana pemotongan produksi OPEC, yang jika muncul sentimen optimis akan mengangkat harga dan sebaliknya
Sedangkan harga emas spot LLG pada akhir perdagangan Selasa dinihari (15/11) berakhir turun 0,58 persen pada 1,218.63 dollar per troy ons, tertekan penguatan dolar dan hasil Treasury pada ekspektasi bahwa Presiden terpilih Donald Trump akan meningkatkan belanja AS. Harga emas pada perdagangan selanjutnya berpotensi bergerak lemah dengan menguatnya dollar AS.
Dari pasar valas, Dolar AS naik ke tertinggi 11-bulan terhadap sekeranjang mata uang utama pada hari Senin, seiring dengan lonjakan imbal hasil obligasi AS karena kebijakan fiskal dan perdagangan di bawah pemerintahan Donald Trump akan meningkatkan inflasi. EURUSD turun 1,08 persen pada 1.0736. GBPUSD turun 0.84 % pada 1.2485. USDJPY naik 1,64 persen pada 108.40. Dollar AS selanjutnya berpotensi naik dengan perkiraan kenaikan inflasi Donald Trump. Namun jika malam nanti data Retail Sales Oktober AS terealisir melemah, akan menekan dollar AS.
Dari pasar modal Indonesia, Pada penutupan perdagangan awal pekan Senin sore (14/11), Indeks Harga Saham Gabungan berakhir merosot 2,22 persen pada 5115,74. Pelemahan IHSG tergerus aksi profit taking investor asing. Murahnya banyak saham-saham besar memberikan potensi akumulasi saham tersebut juga didukung dengan kenaikan harga komoditas dunia seperti tambang dan perkebunan. Namun secara fundamental sentimen Trump Effect masih membayangi pergerakan saham kawasan Asia dan juga IHSG, demikian juga dengan pelemahan harga minyak mentah. IHSG untuk perdagangan selanjutnya, diperkirakan akan ada di kisaran support 4967-5041dan resisten 5192-5269. Saham-saham yang menarik untuk dicermati hari ini: BMRI, AKRA, MPPA dan PPRO.
Data indikator ekonomi yang perlu dicermati hari ini Risalah meeting RB, Data Perdagangan Oktober Indonesia, Retail Sales September Singapura, FDI, penjualan kendaraan bermotor Oktober Tiongkok, Pertumbuhan ekonomi Q3, ZEW Economic Sentiment November Jerman, Pertumbuhan ekonomi Q3 Italia, Pertumbuhan ekonomi Q3 Zona Eropa, Inflation Rate Oktober Inggris, Retail Sales Oktober AS.
Editor : Jul Allens