Pada akhir perdagangan Selasa dini hari (10/01), harga batubara Rotterdam berakhir lemah tertekan anjloknya harga minyak mentah.
Harga minyak mentah jatuh hampir 4 persen pada akhir perdagangan Selasa dinihari (10/01) tergerus kekhawatiran rekor kenaikan ekspor minyak mentah Irak dan meningkatnya produksi AS akan melemahkan upaya OPEC untuk mengekang kelebihan pasokan global.
Harga minyak mentah berjangka AS berakhir di $ 51,96 per barel, turun $ 2.03, atau 3,8 persen. Ini adalah level penutupan harian terendah sejak 16 Desember.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun $ 2,22, atau 3,9 persen, pada $ 54,88 per barel pada 02:35 ET (1912 GMT).
Lihat : Harga Minyak Mentah Anjlok 4 Persen Tergerus Peningkatan Ekspor Irak dan Produksi AS
Dengan pelemahan harga minyak mentah tersebut, harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Maret 2017 anjlok di posisi 72,10 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -0,90 dollar atau setara dengan -1,23 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Malam nanti akan dirilis data-data ekonomi NFIB Business Optimism Index Desember, JOLTs Job Openings November, Wholesale Inventories MoM November, yang semuanya diindikasikan meningkat. Jika terealisir dapat menguatkan kembali dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi lemah dengan penguatan dollar AS. Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 72,60 dollar dan Resistance kedua di level 73,10 dollar. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 71,60 dollar dan 71,10 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang